Sulteng Berupaya Atasi Perlambatan Ekonomi

id ekspor, ekonomi, tambang. mineral

Sulteng Berupaya Atasi Perlambatan Ekonomi

Salah satu areal penambangan nikel oleh pemegang IUP di Kabupaten Morowali serta dampaknya terhadap lingkungan/pantai. (Istimewa/PT.VI)

Palu,  (antarasulteng.com) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah berupaya mengatasi perlambatan ekonomi pada awal 2014 akibat adanya larangan ekspor mineral mentah padahal sektor pertambangan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi.

Asisten Bidang Ekonomi dan Kesra Setdaprov Sulawesi Tengah, Bunga Elim Somba di Palu, Senin, mengatakan larangan ekspor mineral mentah menyebabkan ekonomi hanya tumbuh 4,57 persen pada triwulan I 2014 padahal pada triwulan I 2013 tumbuh 6,28 persen.

Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor 1 tahun 2014 tentang larangan ekspor mineral mentah berdampak langsung ke Sulawesi Tengah yang selama ini banyak mengekspor bijih nikel.

Mineral baru dapat diekspor setelah dimurnikan di smelter yang berada di Indonesia.

Elim mengatakan semua dinas dan perangkat daerah harus bersinergi untuk mencari solusi mengurangi dampak perlambatan ekonomi.

Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah Purjoko mengatakan peningkatan dan realisasi APBN dan APBD diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah pada triwulan II 2014.

Selain itu, produksi gas perdana dari PT Dongi Senoro di Kabupaten Banggai diharapkan juga turut mendongkrak perekonomian.

Di samping itu, katanya, peningkatan frekuensi berbagai acara berskala regional dan nasional juga bisa mendorong investasi di daerah ini.

"Selain itu, proses perijinan dan birokrasi investasi juga harus dipercepat. Jangan dipersulit," kata Purjoko. (skd)