Presiden: Pers Jangan Kehilangan Jati Diri

id presiden

Presiden: Pers Jangan Kehilangan Jati Diri

Presiden SBY didampingi Ibu Ani Yudhoyono, Menkominfo Tifatul Sembiring (keempat kiri) berfoto bersama para pemenang Antaranews CSR Award dan tokoh filantrofi yakni Direktur Utama PT BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G. Masassya (kiri), Dirut PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Dwi Soetjipto (kedua kiri), Dir

'Saya wajib memberikan apresiasi khusus pada Antara karena ingin terus menjunjung tinggi kode etik jurnalisme, terus berupaya untuk berkontribusi dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.' ujar Presiden
Palu (antarasulteng.com) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan pers dan media massa terus memegang teguh jati diri dan sikap dasar serta kulturnya sehingga dapat memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

"Di seluruh dunia, tidak ada pers yang tidak partisan tapi jangan terlalu partisan. Antara menjaga batas kepatutan, termasuk upaya Antara untuk melakukan peliputan Pemilu 2014," kata Presiden saat menghadiri peluncuran portal berita Antaranews.com dan penghargaan 'Antaranews CSR Award' bagi sejumlah tokoh filantropi dan pendidikan di Jakarta, Senin.

Presiden mengatakan, "rakyat kritis, kekuatan yang diam, tapi dahsyat, masyarakat kritis terhadap media yang partisan dan tidak berimbang dan juga yang tidak fair dan 'balance', wasitnya adalah rakyat dan mereka lebih kuat dibandingkan pemerintah dan negara kalau rakyat berkehendak maka jadilah, dengan izin Allah SWT".

Ia mengharapkan pers bisa mempertahankan jati diri dan menjaga kultur sebagai salah satu pilar demokrasi.

"Pesan saya, jagalah sikap dasar dan kultur yang sudah tercantum dalam kode etik jurnalisme. Peran Antara tidak semua suka, (ada yang bilang, red.) ah Antara kurang nendang, kurang serang, tapi jangan salah, rakyat suka (media, red.) yang tahu batasnya dan tidak berlebihan," katanya.

Ketika berbicara khusus tentang Antara, Presiden mengatakan; 'saya wajib memberikan apresiasi khusus pada Antara karena ingin terus menjunjung tinggi kode etik jurnalisme, terus berupaya untuk berkontribusi dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.'

Presiden mengatakan upaya Antara untuk menjaga objektivitas pemberitaan harus diapresiasi karena tidak mudah melakukan hal itu.   

"Mudah diucapkan tetapi sulit dilaksanakan juga berupaya untuk menjaga independensi pers yang bertanggungjawab. Menjaga pemberitaan yang objektif dan bertanggungjawab, juga fair dan tanggungjawab. Tidak partisan atau tidak terlalu partisan," katanya.

LKBN Antara, kata Presiden, telah berkiprah memberikan informasi dan memberitakan peristiwa sejak sebelum kemerdekaan hingga saat ini termasuk dalam sejumlah periode penting sejarah Indonesia salah satunya saat reformasi.

"Saya terimakasih pada antara. Ini lahir di era pra-kemerdekaan berkiprah dalam momen sejarah yaitu era kemerdekaan dan setelah itu. Maka kultur antara adalah pejuang, aktif dan membangun bangsa. Antara berjuang sekian lamanya," tegas Presiden.

Dalam acara yang dihadiri Ibu Negara Ani Yudhoyono itu, Antara menyerahkan sejumlah penghargaan kepada perorangan maupun perusahaan yang dinilai memiliki kepedulian di bidang tanggung jawab sosial perusahaan, filantropi dan pendidikan anak Indonesia dari Perum LKBN Antara.

Penghargaan "Antaranews CSR Award" diberikan pada PT Semen Padang Indonesia, BPJS Ketenagakerjaan, dan PT Astra Internasional.

Selain itu, juga menerima penghargaan Dato Sri Prof Dr. Tahir sebagai tokoh filantropi dan Ibu Negara Ani Yudhoyono menerima penghargaan sebagai tokoh peduli peningkatan kecerdasan anak Indonesia 2014.

Ibu Negara dinilai penggagas Rumah Pintar sejak 2005 hingga 2014 telah terealisasi 511 Rumah Pintar di seluruh Indonesia.

Mendampingi Presiden dalam acara itu Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menkominfo Tifatul Sembiring, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam dan Direktur Utara Perum LKBN Antara Syaiful Hadi. (P008)