BNPT Gelar Pelatihan Jurnalisme Damai Di Palu

id terorisme

BNPT Gelar Pelatihan Jurnalisme Damai Di Palu

Seorang polisi terkena tembakan setelah diserang para teroris bersenjatakan laras panjang di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (25/5). (ANTARA/Basri Marzuki)

Sulawesi Tengah masih menjadi daerah rawan aksi terorisme.
Palu (antarasulteng.com) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar pelatihan jurnalisme damai di Kota Palu selama tiga hari, 28-30 Agustus 2014.

Panitia kegiatan Ratna Susanti di Palu, Selasa, mengatakan pelatihan itu akan diikuti puluhan wartawan dan pimpinan redaksi media massa yang ada di Kota Palu dan sekitarnya.

Kegiatan itu juga akan menghadirkan pemateri dari tim BNPT, tokoh agama, Direktur Utama Bizcomm Ahmad Zaky, anggota Dewan Pers Imam Wahyudi, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Yadi Hendriana, dan sejumlah tokoh pers nasional.

Diharapkan insan pers di Kota Palu dan Sulawesi Tengah bisa turut menenteramkan situasi dengan membuat berita yang tidak memancing keributan seusai mengikuti pelatihan tersebut.

Kegiatan tersebut adalah sesuai dengan rencana kerja BNPT tahun 2014. BNPT juga membentuk Satuan Tugas Program Nasional Pencegahan Terorisme (PNPT).

Sebelumnya Kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi daerah prioritas penanggulangan terorisme di Tanah Air mengingat daerah ini masih rawan gangguan keamanan.

Dia mengatakan Sulawesi Tengah masih menjadi daerah rawan aksi terorisme.

Dalam tiga tahun terakhir terdapat delapan polisi meninggal karena dibunuh oleh kelompok teroris bersenjata di Sulawesi Tengah.

Selain itu, terdapat serangkaian aksi teror berupa penemuan dan peledakan bom di Kabupaten Poso dan Kota Palu.

Polisi juga telah menangkap belasan orang yang terkait kelompok sipil bersenjata di Poso.

"Oleh karena itu aparat terus bersiaga untuk menciptakan daerah yang aman meski saat ini situasi masih kondusif," katanya.

Sementara itu Kepala Polres Poso AKBP Susnadi mengimbau jurnalis untuk tidak menyebut lagi kata teroris kepada pengacau keamanan di Kabupaten Poso.

"Sebut saja kelompok sipil bersenjata. Ini demi turut menciptakan suasana kondusif," katanya. (R026)