Petani Sulteng Keluhkan Harga Kopra Tidak Stabil

id kopra

Petani Sulteng Keluhkan Harga Kopra Tidak Stabil

Kopra (antara)

Palu,  (antarasulteng.com) - Petani di Sulawesi Tengah mengeluhkan harga kopra yang tidak stabil dalam beberapa waktu terakhir.

"Harga kopra dalam beberapa hari ini naik-turun," kata Yunar (45), seorang petani asal Desa Kaleke, Kabupaten Sigi, Jumat, dan menambahkan, dalam sepekan terakhir, sudah tiga kali harga kopra naik-turun.

Misalkan pada Senin (26/1) harga kopra di tingkat pengumpul Rp6.000/kg, turun menjadi Rp5.500/kg pada (28/1) dan naik lagi dalam dua hari ini menjadi Rp6.500/kg.

"Fluktuasi harga ini membuat petani ragu-ragu menjual stok," kata Yusman (56), seorang petani asal Desa Balaesang, Kabupaten Donggala.

Para petani saat ini banyak yang menyimpan stok menunggu harga naik. Harga kopra pernah naik mencapai Rp12 ribu/kg.

Sementara Abraham, seorang pengumpul kopra di Palu membenarkan harga komoditas tersebut masih berfluktuasi.

"Kami membeli sesuai perkembangan harga," katanya.

Menurut dia, tidak mungkin pedagang membeli dengan harga tinggi, lalu menjual dengan harga rendah.

Karena itu, dalam membeli, pedagang mengacu kepada harga yang berlaku setiap harinya.

Perkembangan harga kopra sangat tergantung pada harga yang terjadi di tingkat pabrik.

Biasanya, selisih harga pembelian antara pedagang dan pabrik tidak terlalu besar.

Misalkan kalau pabrik membeli dengan harga Rp7.000/kg, maka pedagang membeli hasil panen petani sekitar Rp6.500-Rp6.600/kg.

Kepala Seksi Usaha dan Sarana Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng, Rudi Zulkarnain mengatakan harga kopra sering berfluktuasi mengikuti perkembangan pasar.

Kebanyakan kopra produksi petani Sulteng diantarpulaukan ke Surabaya dan Bitung guna memenuhi kebutuhan pabrik minyak di daerah itu.(skd)