Jakarta (antarasulteng.com) - PT Pindad (Persero), BUMN produsen alat-alat
militer dan komersial, menggandeng sejumlah negara untuk pengembangan
produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
"Kerja sama pengembangan kami lakukan tahun ini (2015) dengan
Jerman, Turki dan Belgia. Selain transfer," kata Direktur Utama Pindad
Silmy Karim, sebelum mengikuti Rapat Kerja Panja Penyertaan Modal Negara
(PMN) dengan Komisi XI DPR, di Gedung MPR/DPR/DPD , Jakarta, Senin.
Menurut Silmy, Pindad bekerja sama dengan Rheinmetall, Jerman, memproduksi amunisi tank.
Dengan FNSS Turki mengembangkan pembuatan tank kelas sedang.
Sementara dengan Belgia bekerja sama dengan Cockerell Maintenance
& Ingeniere SA Defence (CMI) memproduksi sistem senjata atau turret
untuk kaliber 90 mm dan 105 mm.
"Kerja sama ini dilakukan dengan negara-negara yang memang memiliki
kemampuan teknologi persenjataan dan tank terkemuka di dunia. Bentuk
kerja sama fleksibel, bisa kerja sama operasi, kerja sama produk, dan
membentuk anak usaha bersama," ujarnya.
Silmy yang baru menjabat Dirut Pindad sejak 22 Desember 2014 ini
menuturkan, bahwa kerja sama dengan negara tertentu itu selain untuk
transfer teknologi juga guna memenuhi kebutuhan alusista dalam negeri.
"Banyak negara yang menawarkan kerja sama tapi kami memilih dengan tiga negara ini," katanya.
Alasan lainnya adalah keterbatasan Pindad dalam hal pendanaan untuk pengembangan produk alutsista sendiri.
Dalam rangka pengembangan produksi alutsista tahun 2015, Pindad membutuhkan dana sekitar Rp4,7 triliun.
"Sebanyak Rp700 miliar diharapkan dapat diperoleh dari PMN APBN-P
2015, dari kas internal Rp100 miliar. Selebihnya tentu diupayakan dari
mitra," tegasnya.
Saat ini Komisi VI DPR sedang membahas rencana pengucuran dana PMN
sebesar Rp700 miliar pada 2015 untuk Pindad, yang akan dialokasikan
untuk perbaikan lini produksi alutsista sebesar Rp593,5 miliar, meliputi
pengembangan lini amunisi kalber besar dan roket, lini produksi tank
dan kendaraan tempur, amunisi kaliber kecil senjata laras panjang dan
laras pendek.
Selanjutnya pengembangan bisnis produk industrial untuk mendukung
proros maritim Rp66,5 miliar, meliputi bisnis peledak, bisnis sarana dan
pertahanan transportasi.
Sedangkan sebesar Rp25 miliar dialokasikan untuk pengembangan
fasilitas produk dan proses "learning center", serta pengembangan
kompetensi sumber daya manusia sebesar Rp15 miliar.
Jika PMN dikucurkan, Pindad menargetkan pendapatan pada 2019
sebesar Rp4,035 triliun, naik dari pendapatan tahun 2015 yang
diproyeksikan sebesar Rp2,1 triliun.
Sementara laba bersih Pindad diperkirakan Rp200,7 miliar pada 2019,
tumbuh dari tahun 2015 yang diperkirakan Rp85,3 triliun.(skd)
Berita Terkait
Panglima TNI: Pemanfaatan alutsista dalam negeri wujud visi TNI PRIMA
Rabu, 22 November 2023 14:01 Wib
PT Pindad fokus selesaikan tank Harimau hingga produk industrial 2023
Kamis, 21 September 2023 5:59 Wib
Joko Widodo sebut pemindahan PT Pindad dilakukan bertahap
Senin, 24 Juli 2023 16:37 Wib
Presiden Joko Widodo jelaskan keikutsertaan menhan dan menteri BUMN ke Malang
Senin, 24 Juli 2023 12:41 Wib
Prabowo berikan senapan serbu sebagai cenderamata untuk Menhan Qatar
Minggu, 4 Juni 2023 20:06 Wib
Pindad dukung Holding BUMN Pertahanan demi hasilkan produk yang inovatif
Rabu, 31 Maret 2021 5:35 Wib
Pindad gandeng industri pertahanan Ukraina untuk modernisasi alutsita
Sabtu, 8 Februari 2020 18:48 Wib
PT Pindad siap produksi tank pemadam kebakaran lahan hutan
Rabu, 27 November 2019 6:34 Wib