Jakarta (antarasulteng.com) - Di bandingkan golongan darah lainnya, para
pemilik golongan darah AB paling rendah tingkat kesadarannya mendonorkan
darah di Indonesia.
"(Kesadaran) golongan darah AB jumlahnya
paling sedikit untuk donor darah yakni 7 persen saja. Sementara golongan
darah O paling tinggi yaitu 42 persen. Lalu diikuti golongan B sebanyak
27 persen dan A 24 persen," ujar Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi
Dermawan Darah (FOKUSWANDA), Drs. H. Ariman K. Usman, M.Si, kepada
ANTARA News di Jakarta, Minggu.
Menurut Ariman, ketakutan tertular penyakit menjadi salah satu alasan mengapa hal ini terjadi.
Padahal, kata dia, dari kegiatan donor itulah penyakit yang ada dalam tubuh seseorang bisa terdeteksi.
Di samping itu, lanjut dia, hingga kini belum semuanya pemilik golongan darah AB terkumpul dalam satu wadah.
Ariman
mengungkapkan, dalam organisasinya saja, baru sekitar 75 orang pemilik
golongan darah AB yang terdaftar sebagai anggota.
Ia menyoroti kondisi Indonesia yang hingga kini masih mengalami
kekurangan stok darah. Menurut dia, dari kebutuhan sekitar lima juta
kantung darah, Palang Merah Indonesia (PMI) baru bisa menyediakan
sekitar empat juta kantung.
Padahal, lanjut Ariman, jika saja kesadaran orang-orang tentang
pentingnya mendonorkan darah meningkat, terutama kalangan muda, maka
Indonesia tidak perlu kekurangan stok darah.
"Di Indonesia, ada sekitar 35 juta generasi muda dari kalangan
remaja dan setingkat mahasiswa. Kalo ke-35 juta orang itu diwajibkan
mendonorkan darahnya, bisa berapa stok yang tersedia?" pungkasnya.(skd)
Pemilik Darah AB Paling Sedikit Yang Berdonor
(Kesadaran) golongan darah AB jumlahnya paling sedikit untuk donor darah yakni 7 persen saja. Sementara golongan darah O paling tinggi yaitu 42 persen. Lalu diikuti golongan B sebanyak 27 persen dan A 24 persen