Ekspor Sulteng Merosot 43 Persen

id ekspor

Ekspor Sulteng Merosot 43 Persen

Ilustrasi (antaranews)

Sementara total nilai impor Sulawesi Tengah selama Maret sebesar 95,58 juta dolar AS, dan 118,69 juta dolar AS selama Januari hingga Maret 2015
Palu,  (antarasulteng.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama Maret 2015, total ekspor Provinsi Sulawesi Tengah senilai 3,48 juta dolar AS, turun 2,70 juta dolar AS, atau 43,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala BPS Sulawesi Tengah JB Priyono di Palu, Senin, penurunan ekspor tersebut terjadi seiring berkurangnya komoditas yang dijual ke luar negeri.

Selama beberapa bulan terakhir Sulawesi Tengah tidak mengekspor bijih nikel dan biji kakao. Kedua komoditas tersebut selama ini menjadi primadona ekspor provinsi ini.

Ia mengatakan selama Maret 2015, lemak dan minyak hewani/nabati merupakan kelompok komoditas ekspor terbesar yaitu senilai 2,14 juta dolar AS, atau berperan 61,49 persen dari total nilai ekspor provinsi ini.

Kelompok komoditas penting lainnya adalah ikan dan udang senilai 0,60 juta dolar AS, disusul produk kayu sebesar 0,49 juta dolar AS, serta lak, getah dan damar senilai 0,10 juta dolar AS. 

"Sedangkan nilai ekspor kelompok komoditas lainnya masing-masing di bawah 0,10 juta dolar AS," kata Priyono.

Dia juga mengatakan Malaysia merupakan negara tujuan utama ekspor selama Maret 2015 senilai 2,13 juta dolar AS, atau 61,21 persen dari total nilai ekspor. Ekspor ke Malaysia tersebut sebagian besar berupa minyak kelapa sawit mentah (CPO).

Selama ini ekspor Sulawesi Tengah banyak dilakukan dari Pelabuhan Pantoloan di Kota Palu, dengan transaksi senilai 2,56 juta dolar AS atau 73,56 persen dari total nilai ekspor.

Sementara selama Januari hingga Maret 2015, total nilai ekspor Sulawesi Tengah tercatat 10,94 juta dolar AS, yang terdiri dari ekspor melalui dalam provinsi sebesar 8,97 juta dolar AS, dan dari provinsi lain sebesar 1,97 juta dolar AS.

"Sementara total nilai impor Sulawesi Tengah selama Maret sebesar 95,58 juta dolar AS, dan 118,69 juta dolar AS selama Januari hingga Maret 2015," kata Priyono. (skd)