Impor Sulteng Turun 90 Persen

id ekspor

Impor Sulteng Turun 90 Persen

Perdagangan Luar Negeri Sulawesi Tengah Tahun 2015 (sulteng.bps.go.id)

Palu, (antarasulteng.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan total impor Sulawesi Tengah selama April 2015 senilai 9,21 juta dolar AS atau menurun secara drastis sebesar 90,36 persen dibanding bulan sebelumnya.

Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tengah JB Priyono di Palu, Senin, mengatakan penurunan itu terjadi seiring berkurangnya permintaan barang eks luar negeri yang umumnya terkait proyek-proyek investasi.

Namun impor selama Januari hingga April 2015, terjadi peningkatan 104,95 juta dolar AS (457,10 persen) menjadi 127,91 juta dolar AS dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya.

Dilihat dari neraca perdagangan dengan seluruh negara mitra dagang dengan Sulawesi Tengah mengalami surplus senilai 33,54 juta dolar AS selama Maret 2015 namun defisit senilai 74,23 juta dolar AS selama Januari-April 2015.

Priyono mengatakan selama April 2015, Sulawesi Tengah mengimpor bahan bakar mineral senilai 7,50 juta dolar AS, garam, belerang, dan kapur senilai 1,51 juta dolar AS, serta kendaraan dan bagiannya senilai 0,20 juta dolar AS.

"Barang-barang impor tersebut semua berasal dari Tiongkok yang kemungkinan besar berkaitan dengan pembuatan pabrik `smelter` di Kabupaten Morowali," ujarnya.

Sementara itu selama Januari hingga April 2015, impor Sulawesi Tengah didominasi dua komoditas utama yaitu mesin dan pesawat mekanik senilai 57,29 juta dolar AS (44,79 persen) dan mesin/peralatan listrik senilai 45,11 juta dolar AS (35,27 persen). Sementara itu, impor bahan bakar mineral relatif masih cukup tinggi yakni senilai 12,47 juta dolar AS.

Selama empat bulan di awal 2015, dominasi impor berasal dari lima negara meliputi Tiongkok (122,31 juta dolar AS), Filipina (2,30 juta dolar AS), Malaysia (1,35 juta dolar AS), Singapura (1,32 juta dolar AS), dan Korea Selatan (0,33 juta dolar AS).

Seluruh komoditas impor Sulawesi Tengah selama April 2015 dibongkar melalui Pelabuhan Poso senilai 9,21 juta dolar AS. Selama Januari-April 2015, kontribusi Poso mencapai 79,57 persen diikuti oleh Pelabuhan Pantoloan sebesar 17,58 persen dan Pelabuhan Luwuk sebesar 2,85 persen. (skd)