Smelter Bernilai Rp5,5 Triliun Dibangun Di Morut

id smelter

Smelter Bernilai Rp5,5 Triliun Dibangun Di Morut

Ilustrasi--Pengolahan pertambangan (antaranews)

Kolonodale, Sulteng,  (antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, meresmikan dimulainya pembangunan pabrik pengolahan nikel (smelter) bernilai Rp5,5 triliun milik PT. Central Omega Resources (COR) Indusri Indonesia di desa Gadaganda, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Minggu.

Peresmian tersebut ditandai penekanan tombol secara bersama-sama oleh gubernur, Bupati Morowai Utara Abdul Haris Renggah, Dirut PT COR Industri Indonesia Chiho Darwanto Bangun, perwakilan direksi Marconing Group asal Tiongkok dan pejabat Bank BCA dan NCBC yang akan ikut mendanai proyek bernilai Rp5,5 triliun tersebut.

Saat bunyi sirene meraung-raung di kawasan pertambangan yang terletak sekitar lima kilometer dari Kolonodale, Ibu Kota Kabupaten Morowali Utara itu, sebuah truk pencampur bahan bangunan (mixer truck) menumpahkan material ke sebuah lubang untuk pengecoran tahap awal pondasi bangunan pabrik yang akan berdiri di atas lahan sekita 25 hektare itu.

Dirut PT COR Industri Indonesia Darwanto Bangun mengatakan smelter ini akan menghasilkan nickle pig iron (npi) berkapasitas 300.000 ton per tahun dan akan dikerjakan dalam tiga tahap yang keseluruhannya akan selesai pada semester pertama 2017 dengan nilai investasi total Rp5,5 triliun.

Smelter tahap tahap pertama berkapasitas 100.000 ton npi menelan investasi Rp2 triliun akan selesai akhir 2015, kemudian dilanjutkan dengan smelter tahap II yang juga berkapasitas 100.000 ton pertahun menelan biaya Rp2 triliun dijadwalkan beroperasi pada semester kedua 2016.

Sedangkan smelter tahap III berkapasitas 100.000 ton dengan investasi Rp1,5 triliun diharapkan beroperasi pada semester pertama 2017. Setiap smelter dilengkapi dengan pembangkit listrik sistem gas buang berkapasitas 15 Megawatt.

Sebanyak 90 persen produk npi dari pabrik ini akan diekspor ke Tiongkok dan selebihnya untuk memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri, kata Darwanto Bangun.

Menurut Darwanto, pabrik pengolahan nikel ini diproyeksikan menyerap sekitar 2.500 tenaga kerja dan akan memprioritaskan putra-putra daerah dari Kabupaten Morowali Utara.

Gubernur Sulteng Longki Djanggola memberikan apresiasi kepada PT COR Indusri Indonesia yang telah merealisasikan rencana investasinya di Sulteng. Pabrik ini akan memberikan nilai tambah yang signifikan bagi daerah dan perekonomian nasional setelah pemerintah melarang ekspor nikel mentah (ore) sejak 12 Januari 2014.

"Pengoperasian pabrik ini pasti akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan menggerakkan ekonomi nasional dan daerah sehingga pemerintah bisa lebih mempercepat peningkaan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Gubernur Longki Djanggola juga mengingatkan PT.COR dan seluruh pemilik izin usaha pertambangan (IUP) agar menangani secara serius reklamasi lahan eks penambangan agar tidak merusak lingkungan. (skd)