Nelayan Sulteng Didorong Bekerja Sama KPL Mina Sumitra Indramayu

id nelayan

Nelayan Sulteng Didorong Bekerja Sama KPL Mina Sumitra Indramayu

Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng DR Ir hasanuddin Atjo, MP (kedua kanan) saat diterima Kadis KP Indramayu Ir H Abdul Rosyid Hakim (kanan), Majaer KPL Mina Sumitra H. Rusmadi (kiri) dan seorang nelayan sukses di Indramayu, Jumat (4/9). (Antarasulteng.com/Rolex Malaha)

Palu (antarasulteng.com) - Akademisi Universitas Tadulako Palu DR Muhammad Nofal Launa, SE.DEA mendorong Forum Nelayan Inkamina Sulawesi Tengah segera menjalin kerja sama dengan Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra Indramayu, Jawa Barat.

"Menjalin kerja sama dalam bisnis ikan segar akan menguntungkan kedua belah pihak," kata Muhammad Nofal di Palu, Sabtu, usai mendampingi nelayan Sulteng melakukan studi banding selama dua hari di Kabupaten Indramayu.

"Nelayan Sulteng unggul dalam potensi ikan dan hasil penangkapan serta kualitasnya, sedangkan KPL Mina Sumitra unggul dalam bidang SDM dan pemasaran," katanya menambahkan.

Menurut Nofal yang juga peneliti kesejahteraan nelayan masyarakat pesisir pantai tersebut, para nelayan anggota KPL Mina Sumitra dewasa ini harus melakukan penangkapan ikan di perairan yang sangat jauh dari Indramayu, seperti Selat Karimata, Laut Jawa dan Selat Makassar.

Karena itu, kapal-kapal penangkap ikan anggota KPL Mina Sumitra hanya bisa kembali ke darat setiap dua bulan, dan selama itu mereka bisa membawa pulang hasil tangkapan rata-rata 50 ton.

"Karena lamanya melaut untuk menghasilkan ikan sebanyak 50 ton, maka biaya operasional mereka menjadi sangat tinggi. Kebutuhan bahan bakar saja yang menjadi komponen biaya operasional terbesar bisa mencapai 500 liter," ujar dosen Fakultas Ekonomi Untad itu.

Bila kerja sama kedua pihak bisa terjalin, kata Nofal, kapal-kapal ikan KPL Mina Sumitra cukup berlayar ke Sulteng untuk menjemput ikan-ikan hasil tangkapan nelayan setempat, sehingga lama melaut akan diperpendek dan biaya operasi bisa ditekan, sementara volume ikan sebanyak 50 ton itu bisa dipenuhi hanya dalam tempo sekitar 20 hari dan kualitasnya juga dijamin lebih baik dari ikan-ikan yang diperdagangkan di Indramayu saat ini.

Untung di pemasaran

Keuntungan bagi nelayan Sulteng adalah pasar akan lebih terjamin dan harga akan relatif stabil. Selain itu, banyak jenis ikan yang selama ini tidak ditangkap oleh nelayan Sulteng karena dianggap tidak punya nilai jual, sekarang bisa ditangkap juga karena semua jenis ikan memiliki harga yang bagus di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Karonsong, Indramayu.

"Saya lihat banyak sekali ikan yang di Sulteng tidak diambil nelayan karena tidak ada nilainya, tapi di TPI Karonsong ternyata harganya mahal. Seperti ikan remang, di Ampana, Sulteng, harganya hanya Rp3.000 per kg, tapi di Indramayu mencapai Rp17.000 per kilogram," ujar Syahrul, Ketua Forum Nelayan Inkamina Sulteng yang ikut dalam studi banding itu.

KPL Mina Sumitra Indramayu memiliki 69 anggota aktif yang seluruhnya. Adalah pemilik kapal penangkap ikan dengan jumlah ABK sekitar 300 orang.

Koperasi ini menangani pelelangan ikan di TPI Karonsong Indramayu yang beromset rata-rata Rp1,2 miliar per hari serta mengelola berbagai usaha serta simpan pinjam, toko sembako dan alat-alat perkapalan dan penangkapan ikan, stasiun bahan bakar minyak untuk nelayan dan kini mendirikan yayasan pendidikan yang mengelola Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelautan dan Perikanan.

Setiap tahun, KPL Mina Sumitra meraih sisa hasil usaha (SHU) minimum Rp2 miliar sehingga para anggota bisa menerima pembagian SHU antara Rp50 sampai Rp100 juta per orang, kata Rusmadi, Manajer Koperasi tersebut saat menerima tim studi banding nelayan Sulteng yang dipimpin Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo, Jumat (4/9).

Rusmadi menyambut gembira bila nelayan Sulteng mau menjalin kerja sama dalam suplai ikan ke Indramayu karena kebutuhan ikan segar cukup besar untuk mengisi pasar Jawa Barat dan Jakarta, sementara perairan laut Indramayu kini sudah `over fishing` sehingga nelayan harus mencari ikan ke perairan Kalimantan dan Sulawesi.

DKP Sulteng memboyong 10 orang ketua kelompok usaha bersama (KUB) nelayan dari berbagai kabupaten yang mengelola kapal penangkap ikan bantuan Kementerian KP ke Indramayu untuk melihat dari dekat pengelolaan KPL Mina Sumitra dan TPI Karonsong sehubungan dengan rencana Sulteng membentuk koperasi nelayan pengelola kapal bantuan Inkamina tersebut yang kini jumlahnya mencapai 45 kapal bertonase 30 GT.