Israel Ngeyel Masuki Al-Aqsa, Yordania Dan Mesir Murka

id israel

Israel Ngeyel Masuki Al-Aqsa, Yordania Dan Mesir Murka

Tentara Israel (Reuters/Nir Elias)

Pemerintah Yordania mengutuk serangan yang dilancarkan oleh pasukan khusus tentara pendudukan Israel ke kompleks Mesjid Al-Aqsa
Amman, Yordania (antarasulteng.com) - Yordania yang memiliki hak menjaga kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, mengutuk apa yang digambarkannya sebagai serangan oleh tentara Israel ke situs suci itu.

Mesir, satu-satunya negara Arab yang menjalin pakta damai dengan Israel, juga mengecam aksi Israel ke tempat yang disucikan oleh muslim maupun yahudi itu.

"Pemerintah Yordania mengutuk serangan yang dilancarkan oleh pasukan khusus tentara pendudukan Israel ke kompleks Mesjid Al-Aqsa," kata Menteri Informasi Mohammed Momani seperti dikutip AFP.

Dia menuduh Israel melakukan provokasi dan berusaha mengubah status quo di salah satu tempat suci paling sensitif di Timur Tengah itu.

Di bahwa status quo seperti sekarang, Yahudi diperbolehkan mengunjungi lapangan terbuka namun tidak untuk berdoa di sana karena bisa menyebabkan bentrok dengan muslim.

Status pelindung Al-Aqsa yang dimiliki Yordania dan tempat-tempat suci Islam lainnya di Yerusalem timur yang diduduki Israel diabadikan dalam perjanjian damai 1994 antara kedua negara.

Para saksi mata mengatakan polisi Israel memasuki Al-Aqsa Minggu pagi dan merusak karpet-karpet untuk sholat.

Bulan Sabit Merah Palestina menyebutkan 20 orang harus dibawa ke rumah sakit akibat perbuatan Israel ini.

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk penggunaan gas air mata dan bom suara sebagai "eskalasi yang tak bisa diterima terhadap tempat suci-tempat suci muslim di wilayah Palestina yang diduduki".

Kompleks Al-Aqsa adalah situs yang sering terjadi bentrokan. 

Akhir Juli silam, polisi Israel juga masuk Al-Aqsa saat bentrok dengan pemuda muslim yang marah karena akses Yahudi ke kompleks itu pada hari ratapan Yahudi.

Pasukan keamanan Israel juga memasuki Al-Aqsa November lalu telah memaksa Yordania memanggil pulang duta besarnya selama tiga bulan sebagai unjuk protes, demikian AFP.