Menggali Batik Melalui Penyelenggaraan "Sail"

id batik

Menggali Batik Melalui Penyelenggaraan "Sail"

Ilustrasi--Pengunjung memilih kain batik pada pameran kerajinan tangan "Batikraft Vaganza" di Semarang, Jateng, Rabu (26/8). Pameran yang diselenggarakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan diikuti berbagai pelaku usaha UMKM itu diharapkan bisa meningkatkan ekonomi lokal karena selama ini usaha se

Biasanya motif yang ditampilkan adalah kondisi dan situasi alam setempat. Misalnya, desain batik Raja Ampat menampilkan ikan pari, burung cendrawasih, dan rumah adat honai, sedangkan desain batik Tomini menampilkan ikan napoleon dan burung maleo
Palu, Sulawesi Tengah,  (antarasulteng.com) - Batik merupakan warisan budaya milik Indonesia yang telah mendapat pengakuan dari Organisasi PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO).

Meskipun dikenal sebagai hasil budaya Jawa, teknik pewarnaan kain dengan cara membatik sebenarnya sudah dikenal di seluruh Nusantara.

Oleh karena itu, untuk mempertahankan agar tidak hilang ditelan perubahan zaman, batik perlu terus digali dan dikembangkan. Masing-masing daerah perlu memiliki corak dan motif batik khas yang sesuai dengan karakter wilayahnya.

Penyelenggaraan "sail" yang diadakan setiap tahun bisa dimanfaatkan sebagai upaya untuk menggali dan mengembangkan batik. Berawal dari Sail Raja Ampat 2014, panitia mengadakan lomba desain motif batik yang dilanjutkan pada Sail Tomini 2015.

Bila hal itu dilanjutkan pada penyelenggaraan "sail" berikutnya, setiap tahun Indonesia akan mendapatkan motif dan corak batik khas dari daerah yang berbeda.

"Tujuannya memang ke arah itu. Jadi, setiap tahun motif batik Indonesia akan makin kaya," kata Kepala Bidang Koperasi, Kewirausahaan, dan Ketenagakerjaan Sekretariat Kabinet Sjahriati Rochmah.

Dengan demikian, kata Sjahriati, setiap wilayah yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan "sail" akan memiliki motif batik sendiri dengan motif dan ciri khas masing-masing.

"Biasanya motif yang ditampilkan adalah kondisi dan situasi alam setempat. Misalnya, desain batik Raja Ampat menampilkan ikan pari, burung cendrawasih, dan rumah adat honai, sedangkan desain batik Tomini menampilkan ikan napoleon dan burung maleo," tuturnya.

Sjahriati mengatakan bahwa Indonesia harus terus berupaya mengembangkan dan menggali batik untuk mempertahankan pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Menurut dia, yang diakui UNESCO bukanlah desain atau motifnya, melainkan proses membatik menggunakan malam.

"Proses membatik harus dipertahankan dan terus diwariskan. Kalau tidak dipertahankan, tidak bisa lagi disebut warisan karena sudah hilang," katanya.

Sjahriati mengatakan bahwa pewarnaan kain dengan membatik hanya ada di Indonesia. Meskipun negara-negara lain juga membuat kain dengan motif batik, tidak diperoleh melalui proses membatik karena diproduksi secara massal oleh industri dengan teknik printing.

Selain digali dan dikembangkan, batik juga perlu terus dikenalkan dan dipromosikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, pada Pameran Potensi Daerah Sail Tomini 2015 terdapat stan Gebyar Batik Tomini.

Stan Gebyar Batik Tomini memamerkan hasil lomba desain batik sejak Sail Raja Ampat hingga Sail Tomini, selain motif-motif batik yang sudah ada sebelumnya.

"Salah satu yang dipamerkan adalah karya seniman batik asal Parigi Moutong sendiri yang meraih juara favorit," kata Asisten Deputi Kepariwisataan, Riset, Teknologi, dan Lingkungan Maritim Sekretariat Kabinet M. Arief Khumaidi.

Selain itu, juga dipamerkan hasil peserta pelatihan membatik yang diadakan sejak Sail Raja Ampat. Meskipun hasil batik para peserta masih terlihat kurang rapi, patut diapresiasi.

Terkait dengan hak cipta motif hasil lomba desain batik, Sjahriati mengatakan bahwa hal itu dikembalikan kepada para penciptanya. Hak cipta motif batik yang dihasilkan bukan menjadi milik panitia sehingga bila ada pihak-pihak yang ingin mereproduksi harus atas seizin penciptanya.

    
Belajar Membatik

Stan Gebyar Batik Tomini dalam Pameran Potensi Daerah Sail Tomini 2015 di Kabupaten Parigi Moutong yang diadakan pada tanggal 16--19 September 2015.

Stan kerja sama Sekretariat Kabinet, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan itu juga menampilkan berbagai hal yang menarik minat pengunjung untuk mengenal batik lebih dekat.

Salah satunya adalah adanya kesempatan bagi pengunjung untuk belajar membatik. Sejumlah pengunjung terlihat antusias belajar membatik.

"Sehari bisa ada 70 orang yang minta diajari cara membatik. Itu saja terpaksa kami hentikan karena keterbatasan personel kami," kata Sjahriati.

Sjahriati mengatakan bahwa mereka yang datang untuk belajar membatik terdiri atas berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.

Mereka, baik laki-laki maupun perempuan, terlihat antusias membuat pola di kain, kemudian menutup pola dengan malam menggunakan canting. Beberapa terlihat cukup rapi dalam mencanting, tetapi tidak sedikit yang kainnya berlepotan malam.

"Untuk mereka yang tidak ingin belajar membatik, kami juga menyediakan kuis tentang batik untuk pengunjung. Soal-soalnya segala hal tentang batik, misalnya, tanggap berapa ditetapkan sebagai hari batik dan siapa tokoh dunia yang mengenakan batik," tuturnya.

Hari batik ditetapkan pada tanggal 2 Oktober; tokoh dunia yang mengenakan batik adalah Nelson Mandela. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan kuis yang diajukan juga seputar batik, misalnya tentang canting dan motif.

Terkait dengan banyaknya batik printing buatan industri yang harganya lebih murah daripada batik asli, Sjahriati mengatakan bahwa hal itu tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu pilihan masyarakat.

"Kami tidak menganjurkan untuk membeli batik printing, tetapi bisa memahami karena harganya lebih murah. Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk membeli batik yang mahal. Banyak orang yang ingin mengenakan kain bermotif batik, tetapi mereka tidak memiliki uang," ucapnya.

Oleh karena itu, dia tidak mempermasalahkan bila kemudian di pusat-pusat tekstil berbagai kota dijual "batik-batik palsu" yang dibuat oleh industri tekstil.

Bahkan, kata dia, toko batik ternama pun menyediakan batik printing yang harganya lebih terjangkau dibandingkan batik asli.