Sebagian Besar Kabupaten Sulteng Belum Miliki PMI

id pmi

Sebagian Besar Kabupaten Sulteng Belum Miliki PMI

Palang Merah Indonesia (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Ketua PMI Sulawesi Tengah H Sudarto mengatakan hingga kini sebagian besar kabupaten di provinsi itu belum memiliki Palang Merah Indonesia (PMI), namun pelayanan PMI terus dimaksimalnya untuk berbagai kepentingan kemanusiaan.

"Baru ada tiga PMI dari 13 kabupaten di di Sulteng," katanya ketika memberikan sambutan pada peringatan HUT ke-70 PMI di halaman Kantor PMI Sulteng di Palu, Jumat.

Karena itu, kata Sudarto, ke depan nanti diharapkan PMI sudah bisa hadir di semua kabupaten dan kota di Sulteng.

Mneurut Wagub Sulteng itu, kehadiran PMI di daerah-daerah, termasuk di Sulteng selama ini sangat membantu pemerintah dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sosial dan kemanusiaan lainnya.

"Kita tidak hanya hadir ketika ada bencana. Ada atau tidak PMI selalu siap untuk membantu meringankan beban masyarakat, termasuk bila membutuhkan darah, maka stok darah tetap tersedia di markas meski masih kurang," katanya.

Begitu pula ketika terjadi bencana alam di kabupaten dan kota di Sulteng maupun daerah lain, jika dibutuhkan, PMI segera mengirimkan tenaga dan juga obat dan darah sesuai kemampuan penyediaan.

Selama 70 tahun hadir di tengah masyarakat di Tanah Air, termasuk di Sulteng, PMI telah memberikan kontribusi nyata dalam hal-hal kemanusiaan.

Sudarto mengatakan sejak PMI terbentuk sampai sekarang ini harus diakui telah banyak membantu pemerintah dan masyarakat dalam hal penyediaan darah bagi yang membutuhkan.

Pemerintah pusat dan daerah, termasuk Ketua PMI Indonesia HM Yusuf Kalla juga memberikan apresiasi kepada semua pihak/masyarakat yang selama ini telah memberikan kontribusi besar dalam hal mendonorkan darahnya bagi kemanusiaan di seluruh Tanah Air, termasuk di Provinsi Sulteng.

Bentuk dari perhatian dan penghargaan pemerintah dan PMI, maka mereka yang telah 100 kali mendonorkan darah diberi apresiasi berupa "Peniti Emas".

Penghargaan tersebut merupakan bentuk dari penghargaan pemerintah dan PMI terhadap orang-orang yang sudah berjasa dalam kegiatan kemanusiaan di daerah.

Di Sulteng, kata Sudarto, baru ada lima orang pendonor yang telah 100 kalinya mendonorkan darah dan mereka pula ikut menerima peniti emas yang diberikan pemerintah dan PMI.