"Jagoan" Gerindra Tergerus Di Pilkada Serentak

id gerindra

"Jagoan" Gerindra Tergerus Di Pilkada Serentak

Ilustrasi. KLB Partai Gerindra Anggota DPR dari Partai Gerindra diantaranya Ahmad Muzani (kiri), Fadli Zon (ketiga kiri) memberi hormat saat apel pasukan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra di Nusantara Polo Club, Bogor, Jabar, Sabtu (20/9). (ANTARA FOTO/Jafkhairi)

Untuk sementara ini Gerindra memang hanya unggul di Kabupaten Sigi, di daerah lain kelihatannya sulit mengejar
Palu,  (antarasulteng.com) - Calon-calon kepala daerah yang diusung Partai Gerakan Indonesia Raya di Sulawesi Tengah dalam pemilihan kepala daerah serentak di delapan kabupaten/kota di daerah tersebut tergerus sehingga tidak berbanding lurus dengan kemenangan calon gubernur dari partai itu.

"Untuk sementara ini Gerindra memang hanya unggul di Kabupaten Sigi, di daerah lain kelihatannya sulit mengejar," kata Wakil Ketua DPD Gerindra Sulawesi Tengah Stivan H Sandagang di Palu, Selasa.

Di Kabupaten/Tolitoli misalnya, calon yang diusung Gerindra bersama koalisinya Iskandar Nasir/Nurdin, tertinggal jauh dari calon pasangan Saleh Bantilan/Abdul Rahman yang diusung Demokrat dan koalisinya.

Demikian halnya di Poso, pasangan Amdjad Lawasa/Maxnover Kaiya yang diusung Gerindra dan koalisinya tertinggal di urutan terakhir dalam perolehan suara sementara.

Stivan mengakui bahwa salah satu penyebab tertinggalnya perolehan suara sementara tersebut karena dalam kampanye pemenangan pasangan calon gubernur yang diusung Gerindra tidak menggandeng penuh para calon bupati/wali kota yang diusung partai tersebut.

"Ini karena pertimbangan dan strategi politik dalam pemenangan calon gubernur," katanya.

Menurut Stivan, jika pasangan gubernur Longki/Sudarto hanya mengkampanyekan calon bupati/wali kota yang diusung partai tersebut justru akan menimbulkan kecemburuan terhadap pasangan calon kepala daerah lain yang tidak diusung Gerindra sehingga berpotensi melemahkan dukungan kepada Longki/Sudarto.

"Dari awal kita sudah serahkan ke DPC Gerindra bahkan kita menyurat bahwa setiap kampanye gubernur, kita tidak menggandeng calon bupati dari Gerindra," katanya.

Selain itu kata Stivan, jadwal kampanye pasangan calon gubernur dengan calon bupati/wali kota juga tidak ketemu dalam satu waktu dan tempat.

Salah satu dampak positif dari kebijakan politik Gerindra tersebut katanya, membuat pasangan calon gubernur Longki/Sudarto justru mendapat dukungan dari calon bupati/wali kota yang tidak diusung oleh Gerindra.

Perolehan suara sementara pasangan Longki/Sudarto pada laman KPU RI telah meraih 708.396 suara atau 54,32 persen. Sementara pasangan Rusdi/Ihwan meraih 595.614 suara atau 45,68 persen.

Dia mengatakan pembatasan dukungan kepada calon bupati/wali kota yang diusung Gerindra juga karena koalisi partai di tingkat provinsi untuk mengusung gubernur tidak linier dengan koalisi partai pengusung bupati/wali kota di kabupaten/kota.

Dia mencontohkan di tingkat provinsi pasangan Longki/Sudarto diusung Gerindra, PAN, PKB, PDIP dan Demokrat. Tetapi di tingkat kabupaten/kota koalisi Gerindra tersebut sudah mencair.

Di Kabupaten Sigi yang saat ini dimenangkan pasangan Iwan/Paulina, diusung oleh Gerindra dan Golkar, sementara Golkar di provinsi mengusung calon lain.

"Kemampuan personal calon itu juga sangat menentukan kemenangan," katanya.