Petani Sulteng Tahan Stok Tunggu Harga Naik

id gabah

Petani Sulteng Tahan Stok Tunggu Harga Naik

Seorang petani sedang menjemur gabah di Donggala. (ANTARA)

Kami tetap gencar membeli, tetapi petani belum mau menjual, sebab mereka berharap harga akan naik kembali mengingat musim panen masih lama berlangsung
Palu, (antarasulteng.com) - Sebagian petani di Sulawesi Tengah masih menahan stok gabah dan beras yang mereka miliki untuk menunggu sampai harga bahan pokok itu naik baru mereka lepas ke pasar.

"Kami tetap gencar membeli, tetapi petani belum mau menjual, sebab mereka berharap harga akan naik kembali mengingat musim panen masih lama berlangsung," kata Suleman, seorang pengusaha mitra Bulog dalam pengadaan beras di Palu, Rabu.

Ia mengatakan sulit membeli beras petani untuk dijual ke Bulog karena harga beras di tingkat petani jauh lebih tinggi dari pembelian Bulog.

"Tidak mungkin kami membeli dengan harga yang tinggi, lalu menjual kepada Bulog dengan harga rendah," katanya.

Ia mengemukakan harga beras pembelian Bulog terima langsung di gudang sesuai HPP (harga pembelian pemerintah) Rp7.300/kg. Sementara harga beras di tingkat petani sekarang ini paling rendah Rp8.000/kg. Selisihnya sekitar Rp700/kg.

Hal senada juga disampaikan Rais yang menyebutkan dalam beberapa bulan ini terpaksa tidak teken kontrak pembelian dengan Bulog karena harga beras di tingkat petani lebih tinggi dari HPP.

"Kalaupun kami membeli beras petani mengikuti harga pasar Rp8.000/kg, maka kami akan menjual ke pasar lagi dengan harga lebih tinggi," kata dia.

Harga beras di tingkat petani di Sulteng mulai naik saat musim kemarau. Musim kemarau menyebabkan banyak petani gagal panen. Saat itu, harga beras di pasaran langsung naik dan hingga kini belum juga turun.

Apalagi, kata Rais, musim panen raya baru akan berlangsung sekitar Maret-April 2016. Besar kumungkinan harga beras akan terus bergerak naik sehingga perlu diantisipsi pemerintah, khususnya Bulog perlu menyediakan stok dalam jumlah memadai untuk menjaga segala kemungkinan bisa terjadi selama masa paceklik.

Kedua mitra Bulog Sulteng itu mengatakan jika harga beras tidak turun, maka pada musim panen 2016, Bulog Sulteng tetap akan menghadapi kendala memenuhi target pengadaan beras di daerah itu.

"Ya kita berharap saja panen 2016, harga beras akan kembali stabil sehingga pemerintah melalui Bulog dapat melakukan pembelian dengan HPP yang telah ditetapkan," kata Suleman dan Rais.

Kedua mitra Bulog itu sudah sejak tahun 2000 telah menjalin kerja sama dengan instansi tersebut.