Paus Fransiskus Ajak Umat Kembali Ke Nilai Penting Kehidupan

id paus

Paus Fransiskus Ajak Umat Kembali Ke Nilai Penting Kehidupan

Paus Fransiskus (REUTERS/Stefano Rellandini )

Di dunia yang kerap tanpa ampun bagi para pendosa, namun abai terhadap dosa...
Vatikan (antarasulteng.com) - Paus Fransiskus, pemimpin sekira 1,2 miliar umat Katolik, merayakan hari Natal pada Kamis malam waktu setempat (Jumat WIB), dan mendesak mereka yang "mabuk" harta dan penampilan dangkal untuk kembali ke nilai-nilai penting dalam kehidupan kemanusiaan.

Fransiskus, yang selama hampir tiga tahun masa Tahta Suci Katolik-nya terus menyerukan kebijaksanaan dan kasih sayang bagi kalangan yang kurang beruntung, mengatakan dalam Misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus, Vatikan, bahwa merupakan momen untuk "sekali lagi menemukan kembali siapa diri kita".

Ia mengatakan, setiap orang harus meneladani kesederhadanaan Yesus Kristus yang lahir dalam kemiskinan meskipun keilahian-Nya untuk ditanamkan dalam semangat dan inspirasi kehidupan umat.

"Dalam masyarakat yang kerap dimabukkan konsumerisme dan hedonisme, kekayaan dan kemewahan, penampilan dan narsisme, Yesus memanggil kita untuk berlaku bijaksana, dengan kata lain, berlaku sederhana, seimbang, konsisten, mampu melihat dan melakukan apa yang esensial," kata Paus.

Kebaktian yang diikuti sekira 10.000 jemaah di Basilika Santo Petrus dimulai dengan nyayian panjang dalam bahasa Latin, dikenal sebagai Kalenda, proklamasi tradisional kelahiran Yesus.

Lonceng besar Santo Petrus kemudian dibunyikan dan Paus yang berjubah putih mencium patung bayi Yesus menandai dimulainya misa secara khusyuk.

Pengamanan untuk Natal diperketat ketimbang biasanya, dengan banyak personel kepolisian melakukan pemeriksaan di sejumlah titik di Vatikan, demikian laporan Reuters.

Setiap orang yang memasuki Basilika Santo Petrus, gereja terbesar di dunia Kristen itu, diharuskan melewati mesin pemeriksa logam.

Paus berusia 79 tahun dari Argentina itu mengemas khotbahnya dengan sejumlah tema besar sesuai misinya, seperti pengampunan, kasih sayang, empati dan keadilan.

"Di dunia yang kerap tanpa ampun bagi para pendosa, namun abai terhadap dosa, kita harus bisa menumbuhkan rasa keadilan yang kuat demi memahami dan melukan kehendak Allah," demikian Paus Fransiskus.


Penerjemah: Gilang Galiartha