Burung Toroku, Satwa Endemik Danau Tambing

id burung

Burung Toroku, Satwa Endemik Danau Tambing

Ilustrasi burung (ANTARA/Iggoy el Fitra)

Burung ini sudah sangat jarang dijumpai dan banyak dicari oleh wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara (wisman) dari Eropa dan Amerika
Palu,  (antarasulteng.com) - Burung Toroku, atau biasa disebut masyarakat di sekitar Danau Tambing Poso burung  setan, merupakan salah satu dari sejumlah satwa endemik yang hidup berkembang biak di sekitar kawasan Taman Nasional Lore Lindu.

Dalam berbagai literatur burung tersebut juga dikenal dengan sebutan Taktarau iblis/Satanic Nightjar (Heinrich`s Nightjar)

"Burung ini sudah sangat jarang dijumpai dan banyak dicari oleh wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara (wisman) dari Eropa dan Amerika," kata Kepala Seksi Wilayah III Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), Fery A.M Liuw di Palu, Selasa.

Ia mengatakan burung yang oleh legenda masyarakat di sekitarnya suka mematok mata manusia itu salah satu dari sejumlah satwa endemik banyak diburu wisman.

Para wisman memburunya bukan untuk ditangkap kemudian dipelihara atau diperjual-belikan, tetapi hanya sekedar bisa melihat langsung.

Fery mengatakan rata-rata wisman yang berkunjung ke Danau Tambing untuk melihat burung-burung endemik Sulawesi dan endemik Danau Tambing.

Bahkan, kata dia, para wisman berani membayar sekali saja meihat burung Toroku, maka sang pamandu wisata atau masyarakat lokal diberi uang Rp250 ribu.

"Itu sekali melihat. Kalau ada beberapa tempat misalkan empat kali menemukannya, maka wisman akan membayar Rp1 juta," katanya.

Memang untuk bisa menemukan burung tersebut sangat susah karena habitatnya sudah terusik akibat ulah manusia yang merambah kawasan Taman Nasional.

Burung yang aktif pada malam hari itu sebelumnya ada di sekitar Batu Salome di wilayah Dongi-Dongi pada ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut (Mpdl).

Tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini, burung Toroku sudah berpindah habitatnya lebih tinggi diatas 2.000 MPdl, masih dalam wilayah sekitar Danau Tambing.

Fery menjelaskan burung Toroku pada siang hari tidur dan di atas batu-batu besar. Nanti pada malam hari baru mereka beraktivitas.

Karena burung tersebut suka mematok mata manusia, maka ketika kita bertemu atau melihat harus berhati-hati jangan sampai membahayakan.

Mematok mata manusia hanya cerita/legenda masyarakat setempat. Tetapi tidak ada salahnya jika kita mewaspadai ketika bisa menemukan burung tersebut.

Di sekitar Danau Tambing terdapat sekitar 200 ekor burung dan 30 persen diantaranya endemik, termasuk burung Toroku yang banyak diminati para wisman.  (T.BK03/)