Pakar: PKS Lakukan Politik Transaksional

id pks, fauzi, hidayat

Pakar: PKS Lakukan Politik Transaksional

Jakarta - Pakar politik dari Universitas Indonesia Dr Ari Junaedi menilai sikap Partai Keadilan Sejahtera yang mendukung pasangan Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli juga melakukan politik transaksional seperti halnya partai lainnya.

"Sama seperti partai lainnya. Sikap PKS itu menunjukkan bahwa rumusan yang menyatakan bahwa memang tidak ada lawan dan kawan abadi dalam politik berlaku," ujar Ari di Jakarta, Senin.

Dia mensinyalir dukungan yang diberikan pastinya akan mendapatkan "balasan" yang setimpal pula. Namun, Ari tak bisa menjelaskan "balasan" itu dalam bentuk apa.

"Dalam politik tidak ada yang gratis," tambah dia.

Sementara itu, Mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid membantah bahwa partainya sama dengan sikap partai lain yang melakukan politik transaksional negatif.

"Jika kami menginginkan kekuasaan, kami pasti memilih mengarahkan dukungan ke Jokowi karena gampang untuk menang," kata Hidayat.

Namun, PKS lebih memilih memberikan dukungan pada Fauzi Bowo (Foke) karena berkomitmen untuk menjalankan kontrak politik dari PKS.

Kontrak politik itu adalah bersedia menjalankan amanat dari rakyat hingga 2017, dan mampu mensinergikan apa yang menjadi visi misi pasangan Hidayat-Didik pada putaran pertama dengan program-program kedepannya.

"Itu yang tidak kami dapatkan dari Pak Jokowi. Sampai hari ini, kami tidak pernah mendengar atau membaca pernyataan Jokowi yang mengatakan akan menjalankan amanat hingga 2017," jelas Hidayat.

PKS, lanjut Hidayat, tidak segan-segan akan melanjutkan ke meja hukum jika ada perilaku yan tidak menyenangkan dan memojokkan partai tanpa ada bukti-bukti.

PKS pada Sabtu secara resmi mengarahkan kepada pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli dalam Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.

Dukungan yang diberikan itu dilihat dari sisi visi, misi, dan program maupun dari sisi respons dari dua pasangan calon yang akan berkompetisi nantinya.

Dari hasil komunikasi politik maupun telaah internal, PKS menilai pasangan Foke-Nara lebih sejalan dengan visi, misi, dan program yang diusung PKS. Selain itu, pasangan bernomor urut 1 pada putaran pertama lalu dianggap lebih siap menampung aspirasi PKS.

Selain itu, hanya kubu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli yang menyanggupi untuk menyelesaikan masa jabatan hingga 2017.

Pilkada DKI Jakarta putaran kedua akan dilangsungkan 20 September dan diikuti dua pasangan calon yakni Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli dan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama. (I025)