Gubernur : Kemiskinan Masih Dipengaruhi Faktor Individu

id Sulteng, Kemiskinan, Gubernur, Malas

Gubernur : Kemiskinan Masih Dipengaruhi Faktor Individu

Gubernur Longki Djanggola saat menyerahkan bingkisan kepada anak yatim dalam kegiatan tadarrus kebangsaan yang dilaksanakan Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Tengah kerjasama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) setempat, Senin (13/8). (Foto : Wahid/Humas Ansor)

"Dari pemerintah sendiri sudah banyak memberikan program pengentasan kemiskinan dengan berbagai cara. Tetapi kemiskinan masih tetap saja ada. Masalahnya ada faktor individu, malas bekerja," kata Longki Djanggola.
Palu - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengatakan salah satu penyebab masih banyaknya masyarakat miskin karena faktor individu antara lain malas bekerja.

"Dari pemerintah sendiri sudah banyak memberikan program pengentasan kemiskinan dengan berbagai cara. Tetapi kemiskinan masih tetap saja ada. Masalahnya ada faktor individu, malas bekerja," kata Longki Djanggola pada tadarus kebangsaan dan peluncuran majalah "Atta`wun" di Sekretariat Ansor Sulawesi Tengah di Palu, Senin (13/8) malam.

Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai rangkaian peringatan hari lahir Gerakan Pemuda Ansor ke 78 tahun dan peringatan 17 Agustus 2012.

Acara yang berlangsung hingga menjelang dini hari tersebut mengusung tema memperkokoh kebhinnekaan memerangi kemiskinan.

Acara tersebut digelar duduk bersila dihadiri Wakil Ketua Komisi V DPR RI Muhidin M Said, Ketua Nahdlatul Ulama Sulawesi Tengah Mohsen Alidrus, sejumlah tokoh-tokoh agama non Islam dan pimpinan partai politik.

Di tengah-tengah peserta tadarus kebangsaan, Longki Djanggola mengatakan, jika perilaku individu masyarakat tidak diubah dengan cara bekerja keras maka usaha pemerintah dalam pengentasan kemiskinan dengan berbagai cara tidak memberi pengaruh secara drastis.

Perilaku individu lainnya yang ikut mempengaruhi adalah moral yang tidak terpuji dengan penyalahgunaan bantuan yang diberikan pemerintah.

"Makanya faktor perilaku individu dalam pemberantasan kemiskinan juga sangat menentukan," kata Longki.

Gubernur juga mengatakan, dirinya menyambut baik gagasan dan keinginan kuat dari Gerakan Pemuda Ansor untuk sama-sama memerangi kemiskinan.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Sulawesi Tengah Sahran Raden sebelumnya menyatakan jihad dalam melawan kemiskinan karena Ansor sendiri menyadari bahwa sebagian besar masyarakat miskin tersebut adalah dari kalangan generasi muda Ansor itu sendiri.

Gubernur Longki Djanggola mengatakan salah satu tantangan umat Islam di daerahnya adalah kemiskinan karena sebagian besar masyarakat miskin tersebut berasal adalah umat Islam itu sendiri.

"80 persen dari masyarakat miskin adalah pemuda, di dalamnya ada Ansor. Artinya sebagian besar yang miskin adalah saudara-saudara kita dari muslim. Ini tantangan kita," kata Longki.

Longki mengajak seluruh komponen masyarakat di daerahnya untuk membangun semangat sosial yang tinggi sehingga dapat membantu mengatasi masalah kemiskinan.

"Melalui zakat kita berharap bisa membantu mengatasi masalah kemiskinan. Pengelolaan zakat sudah berjalan namun belum maksimal," kata Longki.

Tadarrus kebangsaan kerjasama Gerakan Pemuda Ansor dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sulawesi Tengah tersebut juga memberikan santunan kepada sejumlah anak yatim di Kota Palu.

Gubernur meminta agar semakin banyak organisasi yang meningkatkan santunan kepada masyarakat miskin.

Di Sulawesi Tengah tercatat angka kemiskinan saat ini masih mencapai 15 persen dari 2,6 juta jiwa penduduk daerah setempat.***