Permintaan Ekspor Kopi Ke Aljazair Meningkat

id kopi

Permintaan Ekspor Kopi Ke Aljazair Meningkat

Ilustrasi (FOTOANTARA/Sahrul Manda Tikupadang)

London (antarasulteng.com) - Komoditas kopi Indonesia mendapatkan minat cukup besar dari para konsumen kopi di Aljazair dalam beberapa tahun terakhir, permintaan pasar Aljazair terhadap kopi semakin meningkat karena cita rasa kopi Indonesia yang khas menjadi faktor utama penarik minat masyarakat Aljazair. 

Hal itu diungkapkan salah seorang pengusaha dan importir kopi Indonesia asal Aljazair, Fouad Hamdani, demikian demikian Sekretaris Tiga Pensosbud KBRI Aljazair, Darmia Dimu kepada Antara London, Senin.

Menurut Fouad Hamdani, dari pengamatannya dalam beberapa tahun terakhir, kopi asal Indonesia ini merupakan salah satu kopi yang cukup digemari masyarakat di sini (Aljazair). 

Cita rasa yang dimiliki kopi Indonesia cukup khas dan unik, sehingga menjadi favorit warga, ujar Fouad yang juga direktur PT Africafe, salah satu perusahaan kopi terbesar Aljazair yang mengekspor produknya ke negara-negara lain ke Afrika dan Eropa.

Saat ditemui Dubes Indonesia untuk Aljazair, Safira Machrusah di pabriknya akhir pekan lalu, Fouad menandaskan, jenis kopi Indonesia yang banyak masuk ke Aljazair adalah kopi robusta. Sementara untuk jenis arabica masih belum terlalu banyak.

Total, perseroan melakukan impor kopi dari Indonesia mencapai 6.000 ton per tahun. Pihaknya berencana akan menambah volume impor kopi Indonesia dalam beberapa waktu ke depan, mengingat tren permintaan pasar Aljazair untuk kopi robusta Indonesia cenderung meningkat.

Melihat tren permintaan kopi Indonesia yang semakin meningkat, kami akan berusaha untuk meningkatkan volume impor kopi kami dari Indonesia. Tapi saya belum bisa memastikan seberapa besar peningkatan tersebut karena untuk lebih jelasnya, kami masih akan melakukan survei pasar terlebih dahulu. Kendati demikian, pihaknya mengungkapkan sejumlah kendala yang dihadapi ketika melakukan importasi kopi asal Indonesia. 

Proses importasi hingga saat ini masih harus melalui pihak ketiga yaitu dari para trader dari negara-negara Eropa seperti dari Belgia dan Perancis. Hal Ini disebabkan sampai saat ini barang yang keluar-masuk dari Indonesia ke Aljazair harus dikenai biaya bea cukai yang cukup tinggi, akibat belum terlaksananya Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-2 antara RI-Aljazair.

Untuk itu Fouad berharap agar Duta Besar Indonesia bisa mengusahakan peningkatan level kerjasama perdagangan antara dua negara, khususnya dalam komoditas kopi. Dia juga berharap data melakukan transaksi langsung dengan petani kopi asal Indonesia tanpa melalui perantara pihak ketiga.

Menanggapi hal tersebut Dubes menyarankan agar pengusaha kopi Aljazair membuka kantor perwakilan dagang di Indonesia. Diharapkan dengan pembukaan kantor perwakilan dagang di indonesia, importir kopi Aljazair dapat bertransaksi secara langsung dengan produsen asal Indonesia, sehingga harga yang didapatkan bisa lebih kompetitif. 

Dubes terus mengupayakan agar dapat diadakan Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-2 antara dua negara, khususnya untuk membuka penghalang (barrier) yang selama ini menjadi batu sandungan cukup signifikan bagi perdagangan kedua negara. Aljazair merupakan salah satu konsumen terbesar kopi di Timur Tengah dan Afrika. 

Tren pertumbuhan konsumsi kopi di Aljazair mengalami peningkatan volume dari tiga persen pada tahun 2012, menjadi sebesar enam persen selama 2014. Rata-rata, orang Aljazair mengkonsumsi sekitar 13 gram kopi per hari, atau sebanyak empat kilogram per tahun.