PKK Palu Rintis Sekolah Alam Di Salena

id sekolah

PKK Palu Rintis Sekolah Alam Di Salena

Ilustrasi (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Tim Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Palu, Sulawesi Tengah, merintis pembukaan sekolah alam yang di Dusun Salena, Kelurahan Tipo, Kecamatan Ulujadi sebagai penyelenggara pendidikan nonformal dan formal.

Ketua PKK Kota Palu Irmawaty Hidayat mengatakan di Palu, Kamis, PKK melibatkan pengurus Yayasan Masangu Maroso untuk untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat terpencil di dusun tersebut.

"Lewat kerj sama dengan yayasan tersebut, kami berupaya untuk menyediakan wadah pendidikan formal dan nonformal agar masyarakat terpencil di dusun tersebut dapat menikmati pendidikan seperti masyarakat lainnya," ungkapnya/.

Istri Wali Kota Palu ini mengatakan PKK bersama Yayasan Mosangu Maroso telah melaksanakan dua jenjang pendidikan di dusun tersebut yaitu Pendidikan Anak Usia Dini dan pendidikan masyarakat putus sekolah.

PAUD yang telah terbentuk, urai dia, saat ini menampung dan membelajarkan 40 siswa-siswi dari usia 5 sampai dengan 11 tahun, sementara pendidikan masyarakat putus sekolah telah menerima dan membelajarkan 30 pelajar.

"Untuk mereka yang putus sekolah, yaitu mereka yang tidak sempat mengenyam pendidikan di sekolah dasar dan mereka yang sempat mengenyam pendidikan dasar namun tidak selesai, yang jumlahnya 30 orang saat ini," urainya.

PKK dan Yayasan Mosangu Maroso menyediakan delapan tenaga pengajar yang ahli di bidang masing-masing, untuk melaksanakan proses belajar mengajar di luar ruangan atau di alam bebas.

Model pembelajaran atau metode penyampaian materi pendidikan disampaikan kepada peserta didik di alam bebas atau di luar gedung, dengan menggunakan bahasa daerah setempat serta menggunakan pohon dan dedaunan sebagai instrumen pelengkap.

Hal itu dilakukan agar masyarakat terpencil mudah memahami dan mencerna pengetahuan yang disampaikan kepada mereka dengan tidak mengesampingkan kearifan lokal yang ada di dusun tersebut.

"Dusun Salena merupakan wilayah Kota Palu yang terpencil, mereka kebanyakan tidak mengenyam pendidikan serta terbelakang. Olehnya model-model pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan budaya yang ada agar mereka mudah memahami," sebutnya.

Lewat pendidikan tersebut, peserta didik diajak untuk mengenal huruf Indonesia dan arab, serta perlahan-lahan memperkenalkan kepada mereka tentang bahasa Inggris dan mengajarkn huruf hijaiyah.