Jakarta (antarasulteng.com) - Pendurian data LinkedIn pada 2012 kemungkinan telah berdampak pada menjadi jauh lebih banyaknya pengguna ketimbang jumlah pengguna asli jejaring media sosial ini, umum LinkedIn seperti dikutip Reuters.
Oleh karena itu, LinkedIn membatalkan kata kunci atau password milik sekitar 100 juta akun.
Langkah ini ditempuh setelah jejaring sosial ini mengkhawatirkan serangkaian data tambahan yang telah dirilis yang berupa email dan kombinasi kata sandi dari sekitar 100 juta anggota LinkedIn yang sama dengan yang dicuri pada 2012.
LinkedIn mengaku tengah mengambil langkah cepat membatalkan kata sandi akun-akun yang terdampak, dan "kami akan menghubungi para anggota yang terdampak itu untuk membuat lagi kata sandi mereka."
"Kami tidak melihat indikasi bahwa ini adalah hasil pembobolan baru terhadap (sistem) keamanan," kata LinkedIn.
Sekitar 6 juta kata sandi LinkedIn dicuri ketika LinkedIn diretas pada 2012.
Berita Terkait
Korlantas uji coba kirim surat tilang melalui aplikasi WhatsApp
Sabtu, 4 Mei 2024 9:04 Wib
Aplikasi M-Paspor Permudah Pembuatan Paspor Indonesia di Kantor Imigrasi Banggai
Jumat, 19 April 2024 17:12 Wib
Pemkab Parigi Moutong digitalisasi arsip upaya tata kearsipan daerah
Senin, 1 April 2024 21:37 Wib
Tingkatkan kualitas hasil verifikasi klaim melalui aplikasi VIBI
Selasa, 26 Maret 2024 14:13 Wib
Microsoft hentikan dukungan untuk aplikasi Android di Windows 11
Rabu, 6 Maret 2024 15:55 Wib
Kemenkumham DIY percepat harmonisasi perda dengan aplikasi e-Monday
Kamis, 29 Februari 2024 12:27 Wib
Sigi tekankan pentingnya digitalisasi pelayanan administrasi
Jumat, 23 Februari 2024 14:05 Wib
Bupati Morut luncurkan Aplikasi Srikandi
Jumat, 23 Februari 2024 8:58 Wib