Upaya Sulteng Kendalikan Harga Sembako

id operasi

Upaya Sulteng Kendalikan Harga Sembako

Ilustrasi--Operasi beras pasar (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Sejak 2 pekan lalu sejumlah komoditas di berbagai daerah, termasuk di Sulawesi Tengah, mengalami penaikan yang cukup meresahkan masyarakat di Kota Palu dan daerah lainnya di provinsi itu.

Pemerintah Provinsi Sulteng melalui Tim Terpadu Pengendalian Inflansi Daerah (TPID) yang dipimpin Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Sulteng Bunga Elim Somba langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan rapat koordinasi dengan semua instansi terkait.

Dalam beberapa kali pertemuan, TPID yang beranggotakan sejumlah instansi terkait, seperti Bulog, Bank Indonesia, Dinas Pertanian, Badan Ketahanan Pangan, Badan Pusat Statistik, kepolisian, dan kejaksaan, serta melibatkan distributor yang selama ini khusus menjual berbagai jenis kebutuhan pokok (sembako) dan keperluan rumah tangga lainnya.

Pertemuan demi pertemuan dalam rangka mengamankan stok dan mengendalikan kenaikan harga beberapa komoditas telah menghasilkan suatu kesepakatan bersama untuk menstabilkan kembali gejolak harga sembako di pasaran.

Maka, diputuskanlah beberapa poin penting yang akan dilakukan TPID di tingkat provinsi sampai kabupaten/kota di Sulteng.

Langkah pertama adalah melakukan kegiatan operasi pasar murah dan juga pasar murah oleh Pemprov Sulteng bersama instansi terkait dan distributor dari tingkat provinsi sampai ke kabupaten dan kota.

Selain itu, meminta kepada distributor sembako untuk menambah pasokan agar stok selalu tersedia dalam jumlah memadai agar tidak ada peluang bagi agen atau pengecer menaikkan harga sepihak.

"Hal itu sudah disepakati dan distributor berjanji untuk menambah pasokan beberapa jenis kebutuhan pokok yang memang sangat diperlukan masyarakat baik selama bulan puasa dan juga Lebaran," kata Elim Somba.

Selain menambah pasokan, juga TPID merekomendasikan untuk turun lapangan dengan memantau langsung ke pasar-pasar mengecek stok dan harga.

Selain itu, melakukan inspeksi (sidak) ke gudang distributor dan agen serta pengecer kemungkinan adanya penimbunan stok demi mencari keuntungan besar memanfaatkan kesempatan menjelang Ramadan.

Pasar Murah

Pelaksanaan pasar murah pada tanggal 20 Mei 2016 oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dipusatkan di kawasan pusat perbelanjaan tradisional Pasar Masomba, Kecamatan Palu Selatan.

Dua pejabat di jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dengan mengenakan pakaian dinas Korpri ikut menjual gula pasir di kawasan itu.

Meski di bawah terik matahari, Bunga Elim Somba bersama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Abubakar Almahdali harus berjibaku melayani para pembeli.

"Mari-mari ini gula pasir. Harganya murah meriah," kata Elim sambil mengangkat gula pasir ketika menawarkan kepada warga.

Hanya dalam waktu beberapa menit, lokasi pasar murah langsung diserbu masyarakat. Terlihat kedua pejabat itu kewalahan melayani pembeli yang relatif cukup banyak karena harganya lebih murah daripada harga di pasaran umum yang mencapai Rp16 ribu per kilogram sampai Rp17.500,00/kg.

Elim Somba mengatakan bahwa pasar murah itu sebagai bentuk perhatian serius pemerintah pusat dan daerah mengingat kebutuhan masyarakat menjelang Lebaran mengalami peningkatan relatif cukup tinggi.

"Ya, kebutuhan masyarakat sampai dua-tiga kali lipat dari biasanya," kata Elim.

Ia mengatakan bahwa gula pasir dijual di pasar murah Rp12.500,00/kg.

Karena persediaannya terbatas, pihaknya membatasi pembelian atau setiap pengunjung hanya boleh membeli 4 kg gula. Strategi ini sekaligus untuk menghindari pedagang ikut memanfaatkan pasar murah.

Sementara itu, Kadis Perindustrian dan Perdagangan Sulteng Abubakar Alamahdali mengatakan bahwa kegiatan tersebut bekerja sama dengan salah satu BUMN, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), yang mendapat kepercayaan pemerintah pusat untuk menyalurkan gula pasir di dalam negeri.

Perseroan Terbatas (PT) PPI, kata dia menyiapkan stok gula pasir untuk mendukung kegiatan pasar murah dan juga operasi pasar sekitar 93 ton.

Pasha Ungu

Bukan hanya dua pejabat di lingkungan Pemprov Sulteng, Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Said alias Pasha Ungu pun turut menjual gula pasir dan bawang merah di lokasi operasi pasar yang digelar Perum Bulog bekerja sama PT PPI Cabang Sulawesi Tengah, Kamis (26/5).

Wakil Wali Kota Sigit yang didampingi Asisten II dan Kepala Bulog Sulteng ikut menawarkan gula pasir kepada pengunjung di pasar murah itu.

"Siapa lagi yang mau beli gula dan bawang? Silakan, harganya murah," kata Sigit di tengah-tengah kerumunan warga yang sejak beberapa hari ini antre membeli berbagai kebutuhan pokok di pasar murah tersebut.

Warga pun berdesak-desakan membeli beras, gula pasir, dan bawang merah karena harganya relatif murah. Bahkan, di antara pembeli, khususnya ibu-ibu rumah tangga, memanfaatkan kesempatan itu untuk berfoto bersama Pasha Ungu.

"Maklum beliau `kan `public figure`. Ya, yang namanya artis pasti banyak penggemarnya," kata Kepala Perum Bulog Sulteng Maruf.

Pasha Ungu sangat berharap kegiatan ini terus dilakukan sampai harga sembako, khususnya gula pasir dan bawang merah di pasaran, bisa dikendalikan.

"Kalau stok saya mendapat informasi dari Bulog dan pihak PT PPI yang cukup banyak dan dijamin mencukupi kebutuhan masyarakat," katanya.

Bulog Sulteng melaporkan memiliki stok beras dan bawang merah relatif cukup banyak. Bahkan, dalam beberapa hari ini akan masuk lagi bawang merah dalam jumlah memadai dari Sulsel.

Begitu pula, informasi dari PT PPI Sulteng masih punya stok gula di gudang saat ini mencapai 90-an ton.

"Kita berharap harga di pasaran akan turun kembali," kata Sigit.

Pemerintah pusat dan daerah tentu berharap dengan adanya intervensi pasar harga sembako bisa stabil kembali seperti semula.

Namun, untuk bisa menurunkan harga normal seperti biasa, itu tidak mudah seperti membalikan telapak tangan. Apakah Pemerintah Sulteng, kabupaten dan kota mampu mengendalikan dan menstabilkan harga sembako?

Masyarakat tentu sangat berharap besar pemerintah mampu mengatasi gejolak harga sembako di pasaran, terutama minyak goreng, gula pasir, bawang merah, dan telur ayam yang rata-rata mengalami penaikan relatif cukup tajam.

Harga bawang di tingkat pengecer saat ini masih tinggi sekitar Rp40 ribu/kg dari sebelumnya mencapai Rp45 ribu s.d. Rp50 ribu/kg.

Berikutnya, minyak goreng naik dari Rp14 ribu/kg menjadi Rp16 ribu/kg, telur berkisar Rp1.500,00/butir, dan daging ayam Rp30 ribu/kg.

Masyarakat juga berjharap ketegasan dari pmerintah dan aparat untuk mengungkap distributor, agen, dan pengecer nakal yang sengaja menimbun stok dan menaikkan harga sepihak.

"Mereka harus diseret ke pengadilan jika memang ada yang menimbun stok sembako dan kebutuhan lainnya," kata Sekretaris Pengusaha Indonesia (Apindo) Sulteng Achrul Udaya.