KNPI-OJK Edukasi Pemuda Cerdas Berinvestasi

id knpi

KNPI-OJK Edukasi Pemuda Cerdas Berinvestasi

Ilustrasi (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Palu bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Tengah melakukan edukasi kepada pemuda agar cerdas berinvestasi sehingga tidak terjerat investasi bodong yang banyak beroperasi.

Ketua DPD KNPI Kota Palu Fitri Kennedy Mastura, di Palu, Rabu, mengatakan banyak pemuda di Palu saat ini mengembangkan potensi diri dengan membuka usaha mandiri maupun menyertakan modal mereka dalam bentuk investasi.

"KNPI memediasi ruang bagi pemuda dengan mengundang OJK dan psikolog untuk berdiskusi," ujarnya pula.

Menurutnya, kegiatan tersebut dilakukan di Aula Karebata RRI Sulteng, Selasa (14/6), juga diisi dengan ruang psikologi yang dipandu Novianti untuk mengenali potensi diri pemuda, serta ditutup dengan acara buka puasa bersama.

Pada kesempatan itu, Kepala OJK Provinsi Sulawesi Tengah M Syukri Andi Yunus mengajak pemuda melakukan perencanaan keuangan dengan baik dan waspada terhadap investasi ilegal.

Menurut survei OJK tahun 2013, hanya 18,5 persen masyarakat Sulteng yang melek keuangan dan 35 persen menggunakan produk keuangan, sehingga 16,5 persen pengguna produk keuangan rawan terjebak masuk investasi bodong.

Karena itu, kata dia lagi, pemuda dirasakan perlu menguasai minimal ilmu pengelolaan keuangan agar saat memasuki usia produktif bisa mengelola keuangan dengan baik demi kepentingan masa depan.

"Perencanaan keuangan sangat penting karena tidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa depan," katanya pula.

Perencanaan keuangan sejak dini dirasakan sangat baik untuk persiapan kesejahteraan masa tua dengan upaya mengendalikan masa depan sejak dini, berikut saran untuk merencanakan masa depan.

Pada kesempatan yang sama, staf OJK Sulteng Wahyu memperkenalkan ciri-ciri antara lain keuntungan yang ditawarkan tidak rasional berkisar 5-10 persen per bulan, penaggungjawabnya tidak jelas, dipasarkan secara online atau melalui media sosial, mengatasnamakan nama tokoh politik, tokoh agama dan target pasarnya adalah pemuda.

"Namun tidak semua produk investasi ilegal, ada yang dapat dipertanggungjawabkan seperti yang memiliki izin lembaga resmi pengawasan keuangan, seperti OJK dan lainya," katanya lagi.*