SMKN 3 Palu Hentikan Perpeloncoan Siswa

id smk

SMKN 3 Palu Hentikan Perpeloncoan Siswa

Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Palu, Triyono (foto Antara/Anas Masa)

Kami sudah tiga tahun ini, tidak lagi melaksanakan masa orientasi sekolah (MOS) dengan pola perpeloncoan seperti tahun-tahun sebelumnya
Palu,  (antarasulteng.com) - Kepala Sekolah SMK Negeri 3 Palu, Triyono mengatakan sudah beberapa tahun terkahir ini tidak ada lagi sistem perpeloncoan dalam penerimaan siswa baru di sekolah itu.

"Kami sudah tiga tahun ini, tidak lagi melaksanakan masa orientasi sekolah (MOS) dengan pola perpeloncoan seperti tahun-tahun sebelumnya," katanya di Palu, Selasa.

Ia mengaku pada beberapa tahun lalu memang sistem perpeloncoan berlangsung dan dilakukan oleh para senior mereka.

Karena setiap penerimaan siswa baru yang dilibatkan sebagai panitia pelaksana MOS adalah OSIS yang terdiri atas siswa-siswi senior.

Makanya, tidak heran kalau selama MOS berlangsung, para siswa-siswi baru banyak "dikerjain" sesuka hati oleh kakak-kakak mereka.

Namun, kata dia, dalam beberapa tahun terakhir ini kegiatan MOS seperti itu tidak lagi diberlkakukan di SMKN 3 Palu karena dianggap lebih banyak merugikan siswa.

Makanya, dalam pelaksanaan MOS di sekolah itu, OSIS hanya sebagai pendamping panitia saja.

Sekarang ini, kata Triyono, MOS dilakukan oleh para guru sehingga MOS sekarang ini sudah ganti nama Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS).

Semua kegiatan PLS diisi dengan hal-hal yang lebih bersifat rohani, pencerahan, bimbingan, arahan, dan juga bagaimana memperkenalkan lingkungan sekolah terutama sistem pembelajaran dan juga penjelasan tentang jurusan yang ada sampai pada setelah tamat bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan juga bisa bekerja dimana.

Dengan demikian, sejak dari awal siswa-siswi belajar mereka fokus sesuai dengan bidang studi atau jurusan yang dipilihnya.

"Ini semua kegiatan yang dilakukan selama masa MOS berlangsung," kata Tyiyono.

Hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah SMP Negeri 6 Palu, Arsid Nurdin yang mengatakan tidak ada lagi pola MOS dengan sistem perpeloncoan terhadap siswa senior kepada siswa-siswi yang baru masuk.

MOS selama ini dilakukan dengan lebih terfokus kepada kegiatan pengenalan lingkungan sekolah. Mulai dari pendekatan antara siswa satu sama lainnya dan antara siswa baru dengan para guru dan semua staf administrasi dan tata usaha di sekolah.

Juga ada kegiatan-kegiatan yang bersifat spritual keagamaan agar siswa bisa mencintai dan menjalankan ibadah menurut keyakinan mereka dengan baik dan benar.

"Pokoknya tidak ada lagi perpoloncoan penerimaan siswa baru di lingkungan sekolah yang dipimpinnya itu," kata Arsid Nurdin.