BKP Temukan Cemaran Pestisida Di Buah-sayuran

id buah

BKP Temukan Cemaran Pestisida Di Buah-sayuran

Ilustrasi (Foto : ANTARA)

Sebagian besar sampel yang diambil dari pasar tradisional karena belum ada standar keamanan pangan. Namun kami juga pernah mengambil sampel dari pasar modern, walaupun sudah menggundakan standar keamanan
Palu,  (antarasulteng.com) - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sulawesi Tengah menemukan adanya cemaran residu pestisida di sejumlah bahan pangan, baik sayuran dan buah-buahan.

"Sudah kami temukan dalam beberapa kali uji cepat," kata Kepala Bidang Konsumsi dan Kemananan angan BKP Sulteng, Sumiati di Palu, Rabu.

Sumiati menjelaskan, tes cepat dilakukan setelah mengambil sampel buah dan sayuran, baik dari pasar tradisional maupun pasar modern. Kemudian sampel yang ditemukan residu pestisida, akan dilakukan uji laboratorium untuk menentukan tingkat ketercemarannya.

"Sudah terdeteksi memiliki residu, namun masih berada di bawah batas maksimum residu (BMR)," ungkapnya.

Menurut Sumiati, pengawasan dan pengambilan sampel dilakukan sebulan sekali atau paling lambat tiga bulan sekali.

Kegiatan itu, terkadang bersama tim pengawasan keamanan pangan yang terdiri atas Dinas Pertanian, Kesehatan, Balai Pengawas Obat dan Makanan, Karantina dan beberapa instansi teknis terkait lainnya.

"Sebagian besar sampel yang diambil dari pasar tradisional karena belum ada standar keamanan pangan. Namun kami juga pernah mengambil sampel dari pasar modern, walaupun sudah menggundakan standar keamanan," kata Sumiati.

Sumiati berharap petani di Sulteng lebih memperhatikan penggunaan pestisida karena sangat berpengaruh buruk bagi kesehatan konsumen.

Sutiyono, salah seorang petani di Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, mengatakan bahwa penggunaan pestisida di komoditas sayuran dan buah, tidak lain sebagai cara untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman.

"Kalau tidak dilakukan penyemprotan, bukannya kami untung dalam bertani, malah hanya mendapatkan kerugian," katanya.

Ia menjelaskan bahwa petani di wilayahnya dalam menggunakan pestisida masih sesuai dengan anjuran dari penyuluh lapangan atau tata cara penggunaan dari produk yang digunakan.

"Kami menggunakan tidak berlebihan, bahkan sebagian petani sudah menggunakan pestisida organik dari bahan-bahan alami yang ramah lingkungan," kata Sutiyono.