Kepala Balai: Tambang Emas Ilegal Siap Ditertibkan

id dongi

Kepala Balai: Tambang Emas Ilegal Siap Ditertibkan

Suasana penambangan emas oleh masyarakat di wilayah Dongi Dongi, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (antara foto/anas masa)

Palu,  (antarasulteng.com) - Lokasi tambang emas ilegal di wilayah Dongi-Dongi, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah siap ditertibkan oleh petugas gabungan dari Polri/TNI, Polhut dan Satuan Polisi Pamong Praja, kata Kepala Balai Besar Taman Nsional Lore Lindu, Sudayatna.

"Ya besok Kamis (1/9) penertiban akan dilakukan oleh aparat," katanya di Palu, Rabu.

Sudayatna mengatakan, penertiban tambang emas ilegal Dongi-Dongi yang berlokasi di kawasan Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) itu akan dipimpin Polda Sulteng.

Ia mengatakan semua personil yang akan terlibat dalam penertiban tersebut sudah disiapkan.

Dalam penertiban yang akan dilaksanakan itu, kata dia, sudah dengan tindakan hukum.

Artinya, penambang yang ada ada di lokasi tambang emas ilegal akan ditangkap dan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Upaya penertiban itu, tegas Sudayatna, lokasi tambang akan disisir dan semua tenda, bangunan serta lapak pedagang akan dibersihkan.

Sebelum batas waktu ditetapkan untuk penertiban, pihaknya telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan para penambang untuk segera meninggalkan lokasi.

Sosialisasi sudah dilakukan dan tidak ada lagi alasan untuk tidak keluar dari lokasi tambang. "Kalau sampai masih ada penambang di lokasi, maka bersangkutan akan diamankan untuk diproses hukum," tegas Sudayatna.

Jumlah personil yang akan terlibat dalam penertiban pada 1 September 2016 sekitar 1.000-an orang gabungan dari Polri/TNI, Polhut dan Satpol-PP.

Pantauan Antara beberapa hari menjelang batas waktu penertiban, sudah banyak penambang yang meninggalkan lokasi tambang emas ilegal Dongi-Dongi.

Kebanyakan para penambang itu berasal dari sejumlah daerah seperti Gorontalo, Sulut, Jawa, Kalimantan, Sulsel, Sultra dan Sulbar.

Lokasi tambang emas Dongi-Dongi sudah pernah ditutup pada Maret 2016. Namun awal Agustus 2016 kembali diserbu para penambang.