Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital hingga 2020, sudah sampai mana?

id digital

Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital hingga 2020, sudah sampai mana?

Setelah melaksanakan Ignition kedua pada 27 Agustus di Balai Sidang Universitas Indonesia, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital melaksanakan Workshop kedua untuk kota Jakarta, Sabtu (17/9/2016). (ANTARA News/ Arindra Meodia)

Jakarta (antarasulteng.com) - Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital di Indonesia dimulai sejak Juni 2016 oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bersama Kibar sebagai fasilitator.

Gerakan 1.000 Startup Digital diluncurkan karena ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dengan 71 juta pengguna smartphone, namun masih sedikit yang memanfaatkannya untuk menciptakan solusi atas berbagai masalah bangsa.

Kibar, penyelenggara Workshop Gerakan Nasional 1.000 Startup yang berlangsung akhir pekan lalu di Jakarta, optimistis gerakan tersebut akan berhasil.

"Yakin dong, bahkan banyak yang bilang kalian pesimis banget angka 1.000 dengan 200 juta orang yang ada di Indonesia," ujar  Octa Ramayana, Academic & Research Partner Kibar.

Strategi yang dijalankan adalah dengan mentoring dan pembinaan intensif melalui tahapan-tahapan sistematis di 10 kota pertama yang memiliki infrastruktur serta pondasi digital yang kuat, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Medan, Bali, Makassar, dan Pontianak.

"Kami yakin di tahun ke-5 dapat mencapai target karena kami sekarang masih main awal 10 kota dulu yang kami lihat sudah siap dalam hal people, place dan program. Ada tempatnya untuk mereka bisa bekerja seperti co-working space dan kampus, internetnya sudah oke dan juga ada orangnya," ujar Octa.

Langkah pertama dimulai dari "Ignition", yaitu seminar untuk menanamkan pola pikir entrepreneurship yang menargetkan 4.000 peserta setiap tahunnya. Kemudian, dari peserta "Ignition" tersebut akan dijaring 2.000 peserta yang layak untuk melanjutkan ke tahap "Workshop" untuk diberikan pembekalan keahlian yang mereka butuhkan dalam membuat sebuah startup digital.

Berbekal ilmu dari "Workshop" tersebut, 1.000 peserta akan melanjutkan ke tahap "Hackathon" untuk menghasilkan prototype produk dari ide solusi aplikasi. Setelah itu, 500 peserta akan memasuki tahap "Bootcamp" yang merupakan sesi mentoring mendalam untuk menyiapkan strategi peluncuran produk.

Terakhir, 200 peserta terpilih akan diinkubasi selama kurang lebih 3 bulan di setiap kota per tahun sehingga dalam 5 tahun akan tercipta 1.000 startup digital. 

Kibar juga  mencoba membawa konsep ABCMG Silicon Valley untuk diterapkan di Indonesia. Konsep tersebut adalah academics, business, comunity, media dan government.

"Sebenarnya Silicon Valley adalah sebuah konsep eksosistem. Kami sekarang berpartner dengan elemen-elemen itu," ujar Octa.

Academics adalah orang-orang yang menyediakan talent. "Kalau di Silicon Valley ada MIT, ada Stanford, itu adalah pencetak startup founder, secara keilmuan," kata Octa. 

Business adalah perusahaan-perusahaan yang merangkul dan mendukung mereka yang mempunyai ide-ide.

Sementara community (komunitas) yang sering membuat workshop atau startup meet up, menjadi wadah bertemunya academics dan business. Selanjutnya, media dinilai penting dalam mendukung ekosistem "karena akan lebih besar impact-nya kalau ada yang mengabarkannya," ujar Octa.

Terakhir, government (pemerintah). "Sudah mulai kelihatan banget terutama dari dukungan pemerintah. Walaupun memang endorsement-nya dari Kominfo, waktu Ignation kedua pak Triawan datang, di Workshop juga ada dari wakil deputi menteri perekonomian," kata Octa.

"Ini satu hal yang mereka tertarik dan mau terlibat, kami berharap mereka dapat mengeluarkan policy yang bisa mendukung ekosistem ini," sambung dia.

Mentor dalam Gerakan Nasional 1000 Startup, Head of New Product Ruma, Jaka Wiradisuria, mengatakan  ekosistem untuk membangun startup jauh lebih baik dibandingkan saat dia mulai membangun situs layanan travel Valadoo pada 2010.

"Pengusahanya, investornya, regulatornya, marketnya, sudah mulai menemukan bentuk," kata dia.