BMKG: Cuaca Esktrem Masih Akan Landa Sulteng

id bmkg

BMKG: Cuaca Esktrem Masih Akan Landa Sulteng

Situs bmkg.go.id (ANTARA Sulteng/Riski Maruto)

Palu,  (antarasulteng.com) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan sejumlah wilayah di Sulawesi Tengah masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem sehingga masyarakat perlu mewaspadainya.

Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Bandara Mutiara, Kasiron di Palu, Senin, mengatakan hampir seluruh kabupaten dan kota di Sulteng masih akan dilanda hujan ringan sampai lebat.

"Ini terlihat dari foto satelit menunjukkan adanya pembentukan awan tebal disejumlah wilayah di Provinsi Sulteng," katanya.

Kasiron mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada karena saat hujan lebat, biasanya terjadi banjir dan tanah longsor.

Di Sulteng, kata dia, selama beberapa bulan ini terjadi banjir di Kabupaten Donggala dan Tolitoli akibat hujan yang turun beberapa hari.

Selain hujan, juga di beberapa wilayah tiuapan angin sangat kecang sehingga memungkinkan adanya pohon tumbang dan bisa mengancam keselamatan jiwa.

Karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan saat keluar rumah, terutama pergi ke kebun karena bisa tertimpah pepohonan tumbang.

Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari melepas lelah dibawa pohon saat hujan dan angin kencang karena bisa tertimpa pepohonan yang tumbang.

Sejumlah wilayah Sulteng yang berpotensi diguyur hujan antara lain, Kabupaten Morowali, Morowali Utara, Poso, Tojo Una-una, Tolitoli, Buol, Banggai, Banggai Laut, Banggai Kepulauan, Parigi Moutong, Donggala, Sigi dan Kota Palu.

Beberapa hari ini, hujan turun hampir merata di semua kabupaten dan kota di Sulteng.

Pantaun Antara, Sungai Palu dalam beberapa hari ini, debit airnya meningkat dan keruh. Ini pertanda di hulu sungai hujan sehingga masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai untuk siaga karena banjir kiriman setiap saat bisa datang.

Akibat airnya sungai meningkat, para penambang pasir dalam beberapa hari ini terpaksa menghentikan aktivitas menambang.

"Ya kaki tidak bisa menambang pasir karena sungai banjir,"kata Jafar, seorang penambang pasir di Palu Selatan.