Sigi Sentra Produksi Jagung Terbesar Sulteng

id jagung

Sigi Sentra Produksi Jagung Terbesar Sulteng

PANEN JAGUNG. Sejumlah petani memanen jagung di ladangnya di desa Toro, Kecamatan Kulawi, Sulawesi Tengah,. Panen raya ini merupakan yang kedua kalinya setelah para petani menggunakan Biochart (arang pertanian) yang diperkenalkan UNDP (United Nations Development Programme) yang dapat meningkatkan pr

Palu,  (antarasulteng.com) - Kabupaten Sigi selama ini merupakan kabupaten yang menjadi sentra produksi jagung terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah.

"Karena itu, pengembangan komoditi pertanian tanaman pangan terus digenjot guna meningkatkan produksi dan produktivitasnya," kata Bupati Sigi, Irwan Lapata, Jumat.

Bupati Irwan mengatakan produksi jagung petani Sigi sebesar 48.372 ton/tahun.

Produksi jagung sebanyak itu,kata Bupati Irwan dihasilkan petani yang tersebar di 16 kecamatan di Kabupaten Sigi.

Guna meningkatkan produksi dan produktivitas jagung di daerahnya, maka petani harus mengembangkan benih unggul dan menggunakan obat-obat pertanian dan pemupukan secara teratur dan benar sesuai dengan petunjuk.

Tanpa itu, kata dia, sulit bagi petanin untuk meningkatkan produksi dan produksivitas tanaman jagung.

Karena itu, ia mengimbau para petani untuk terus gencar menanam jagung mengingat permintaan pasar terhadap komoditi jagung setiap tahunnya mengalami peningkatan cukup signifikan.

Di Sulteng saja, kata dia kebutuhan jagung baik untuk pakan ternak maupun untuk diolah menjadi beras jagung cukup tinggi.

Data dari Pemprov Sulteng menyebutkan potensi jagung di daerah ini mencapai sekitar 170 ribu ton.

Selain Sigi, kabupaten lain penghasil jagung terbesar di Sulteng adalah Tojo Una-Una dengan jumlah produksi sebesar 44.884 ton/tahun.

Disusul Kabupaten Parigi Moutong sebesar 21.501 ton, Kabupaten Banggai 15.547 ton, Kabupaten Donggala 12.640 ton dan Poso 12.435 ton/tahun.

Semua kabupaten dan kota di Sulteng memiliki lahan pengembangan komoditi jagung.

Harg jagung pipilan di pasaran Kota Palu saat ini menapai Rp5.000/kg dan harga di tingkat petani sekitar Rp3.000/kg.