Pemerhati Prihatin Produksi Kelapa Sulteng Terus Menurun

id kelapa

Pemerhati Prihatin Produksi Kelapa Sulteng Terus Menurun

Pohon Kelapa (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Sejumlah pemerhati ekonomi di Sulawesi Tengah prihatin produksi kelapa dalam di daerah itu dalam kurun beberapa tahun terakhir ini terus menurun.

"Ya tidak menutup kemungkinan satu saat Sulteng justru menjadi daerah pengimpor kelapa dalam," kata Achrul Udaya, seorang pemerhati ekonomi di Palu, Sabtu.

Ia mengatakan bahwa dulu, Sulteng adalah salah satu daerah di Pulau Sulawesi yang meramaikan pasar ekspor kopra. Kopra merupakan salah satu komoditi unggulan petani di Provinsi Sulteng.

"Tapi itu dulu. Sekarang tidak lagi karena produksi semakin menurun," kata dia.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, Sulteng hanya mengantarpulaukan kopra ke Gorontalo dan Amurang di Provinsi Sulut untuk kebutuhan pabrik minyak kelapa.

Sebelumnya, kata dia, luas areal kelapa dalam di Sulteng mencapai 214.697 hektare dengan produksi 189.572 ton/tahun.

Dalam kurun dua tahun ini, luas areal tanaman kelapa dalam di Provinsi Sulteng menurun tinggal 209.491 hektare dengan produksi 185.580 ton/tahun.

Menurut dia, terjdinya penurunan luas areal dan produksi kelapa dalam di Sulteng dikarenakan semakin banyaknya alifungsi lahan perkebunan menjadi tempat permukiman penduduk.

Selain itu, banyaknya petani yang menebang pohon kelapa untuk dijual sebagai bahan baku bangunan karena harga kayu semakin mahal.

Di satu sisi, peremajaan tidak ada sehingga semakin mengacam produksi kelapa dalam di seluruh kabupaten dan kota di Sulteng kian menurun.

Hal senada juga disampaikan Abraham, seorang pengusaha kopra di Kota Palu bahwa kebanyakan petani tidak lagi mengembangkan tanaman kelapa.

Dahulu, kata dia, petani di Sulteng sangat bergairah menanam kelapa dalam tetapi dalam beberapa bulan terakhir ini petani sepertinya sudah tidak bergairah lagi mengembangkan komoditi perkebunan tahunan tersebut.

Banyak petani di Sulteng beralih sebagai petani kakao, kopi dan cengkih karena tergiur harganya yang semakin membaik di pasar dalam maupun luar negeri.

Selain tidak adanya peremajaan kelapa dalam, juga petani banyak menebang pohon kelapa untuk dijual karena harga bahan baku bangunan seperti kayu cukup mahal.

Permintaan pasar akan bahan bangunan dari batang kelapa saat ini cukup tinggi bukan hanya untuk kebutuhan lokal, tetapi juga dari luar daerah.

Harga kopra di Palu saat ini mencapai Rp11.000/kg dan kelapa Rp3.000/butir.