Sulteng Masih Butuh Relawan Peduli Bencana

id basarnas

Sulteng Masih Butuh Relawan Peduli Bencana

Dokumen--Damri (tengah) setelah dievakuasi tim SAR Pos Parigi diantar ke rumahnya. Damri terombang ambing di laut selama tiga hari. (humas basarnas)

Kita masih kekurangan tenaga taruna siaga bencana (tagana)
Palu,  (antarasulteng.com) - Sulawesi Tengah hingga kini masih sangat membutuhkan tambahan relawan yang peduli terhadap bencana alam, baik untuk upaya pencegahan maupun penanganan dan pertolongan saat musibah terjadi.

"Kita masih kekurangan tenaga taruna siaga bencana (tagana)," kata Kepala Bidang Jaminan dan Bantuan Sosial Kantor Dinas Sosial Sulteng, Suandi di Palu, Sabtu.

Ia mengaku hingga kini Sulteng baru memiliki sekitar 600 personil tagana untuk 13 kabupten dan kota di provinsi ini.

Pada awal-awalnya, kata dia, jumlah relawan tagana di Sulteng mencapai 1.200 orang tersebar di semua kabupaten dan kota, namun beberapa tahun terakhir ini, banyak yang mundur atau tidak lagi aktif di lapangan.

Menurut Suandi yang juga pembina Tagana Dinas Sosial Provinsi Sulteng itu, salah satu faktor yang menyebabkan banyak relawan tagana mundur karena insentif yang mereka terima setiap bulannya tidak sebanding dengan tugas dan tanggung jawab cukup berat dan mengandung resiko yang tinggi.

Selama ini, insentif yang mereka terima hanya sebesar Rp100 ribu/bulan. Insentif itu ditetapkan langsung oleh Kementerian Sosial.

"Jadi bukan Dinas Sosial provinsi atau kabupaten/kota yang menganggarkan, tetapi langsung dari Kementerian Sosial," katanya.

Sementara untuk alokasi dana bencana dari APBD selama ini hanya diperuntukan bagi pengadaan logistik dan sarana pendukung lainnya.

Ia berharap ke depan, insentif bagi relawan tanaga bisa dinaikan oleh Kementerian Sosial.

Memang, kata Suandi, jika dibandingkan dengan tugas-tugas di lapangan, instentif tersebut sangatlah tidak memadai. Apalagi di Sulteng rata-rata relawan tagana sudah berkeluarga.

Mengingat wilayahnya Sulteng yang cukup luas dan jarak antara satu kabupaten dengan lainnya sangat berjauhan sampai ratusan kilometer, maka butuh tenaga relawan peduli bencana lebih banyak di setiap kabupaten dan kota sehingga jika terjadi bencana, maka petugas tanaga yang ada di daerah itu langsung bergerak cepat ke lokasi untuk membantu para korban.

Dinas Sosial Provinsi Sulteng, kata dia, pada 2016 ini akan merekrut sekitar 70 tenaga relawan bencana untuk bisa memperkuat personil tagana di Kabupaten Morowali Utara.

Morowali Utara merupakan kabupaten baru yang tingkat kerawanan bencana alam, khususnya banjir cukup tinggi. Hampir setiap musim hujan banjir melanda daerah itu.

Selanjutnya pada 2017, rencana yang sama merekrut tenaga tanaga di Kabupaten Poso. Kabupaten Poso juga termasuk daerah yang rawan banjir dan longsor.

Dia menambahkan dalam kesiagaan penanggulangan bencana ada tiga unsur yang sangat penting dilakukan yaitu siaga personil, siaga peralatan dan siaga logistik.

Salah satu tugas personil tanaga di lapangan adalah ikut membantu pendistribusian logistik kepada para korban. Distribusi logistik harus tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah bantuan dan tepat jenis bantuan yang diberikan kepada korban.