Pemkab Banggai Perketat Belanja Perjalanan Dinas

id dana

Pemkab Banggai Perketat Belanja Perjalanan Dinas

Ilustrasi (antara)

Kami menyesuaikan kondisi keuangan yang ada. Belanja dinas kami pangkas. Begitu juga dengan belanja lain yang belum mendesak kami pangkas semua, supaya yang lain yang lebih mendesak bisa kami penuhi
Palu,  (antarasulteng.com) - Pemerintah Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, memperketat perjalanan dinas dalam dan luar daerah serta belanja lainnya yang tidak mendesak sebagai dampak dari kebijakan pemotongan Dana Alokasi Umum sebesar Rp158 miliar

"Kami menyesuaikan kondisi keuangan yang ada. Belanja dinas kami pangkas. Begitu juga dengan belanja lain yang belum mendesak kami pangkas semua, supaya yang lain yang lebih mendesak bisa kami penuhi," kata Wakil Bupati Banggai Mustar Labolo, di Luwuk, Rabu.

Dia mengatakan kebijakan itu diteempuh pemerintah daerah guna menyesuaikan kemampuan keuangan daerah yang mengalami pemotongan DAU sebesar Rp158 miliar dari Rp1,7 triliun total APBD Banggai 2016.

Pemotongan juga terjadi pada belanja langsung melalui dana alokasi khusus sebesar 10 persen.

"Pemangkasan perjalanan dinas bukan hanya untuk kepala dinas dan eselon III tapi juga perjalanan bupati dan wakil bupati," katanya.

Mantan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Provinsi Sulawesi Tengah itu mengatakan, jika sebelumnya perjalanan dinas bupati dan wakil bupati membawa ajudan, sekarang tidak lagi.

"Terpaksa angkat barang sendiri, cek in sendiri di bandara," katanya.

Tidak hanya perjalanan dinas kata dia, tetapi belanja makan minum rapat juga ditekan. Jika sebelumnya setiap rapat ada makan dan minum kini dikurangi.

"Kami puasa Senin dan Kamis, sehingga kalau ada rapat hari itu tidak ada lagi makan dan minum," katanya.

Mustar mengatakan pemotongan DAU dan DAk kepada pemerintah Kabupaten Banggai karena realisasi belanja rendah saat terjadi transisi kepemimpinan antara bupati lama ke bupati yang baru.

Saat transisi beberapa bulan lamanya itu kata Mustar menyebabkan sebagian instansi ragu-ragu dalam membelanjakan anggarannya.

"Akhirnya berdampak pada realisasi belanja. Tapi alhamdulillah sekarang sudah mulai normal," katanya.