Palu, (antarasulteng.com) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah akan terus memantau pertumbuhan ekonomi di daerah ini karena pertumbuhan ekonomi tertinggi Indonesia pada Semester I 2016 ada di daerah ini.
"Sulteng merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia mencapai 15,56 persen dan inflasi cukup rendah yakni 2,29 poin," kata Kepala Perwakilan BI Sulteng Miyono di Palu, Senin.
Artinya, kata Miyono yang baru hari pertama bertugas di Palu itu, dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang baik, semestinya daya beli masyarakat juga baik.
Sebagai Kepala Kantor Perwakilan BI yang baru, bagi Miyono, mengawasi pertumbuhan ekonomi Sulteng merupakan hal yang penting karena menurut informasi yang didapatkannya, pertumbuhan ekonomi daerah itu masih disokong oleh sektor pertambangan dan indusri pengolahan.
"Ini dilakukan agar kita tidak tersandung dengan kondisi eksternal, seperti persoalan harga yang masih dipengaruhi oleh harga global," ujarnya.
Bagi Miyono, hal yang perlu dikembangkan sebagai salah satu sektor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yakni sektor pertanian dan industri pengolahan turunan dari sektor tersebut.
"Di sini banyak komoditi kakao, tetapi jangan lupa industri pengolahan kakao itu ada di Sulawesi Selatan. Ke depannya kami berharap agar ada pabrik pengolahan kakao di Sulteng, sehingga dapat memberikan kontribusi dan nilai tambah yang besar terhadap masyarakat Sulteng dan juga pelaku usaha terkait," harap Miyono.
Dikatakannya, harapan utama penopang pertumbuhan ekonomi masih dari sektor pertanian. Jika bidang itu semakin kuat dan mengalami peningkatan, akan membuka dan menyerap tenaga kerja yang sangat banyak.
"Dengan tenaga kerja yang terserap banyak, secara otomatis maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih baik, karena pendapatan masyarakat semakin merata. Tidak terkelompok pada pelaku-pelaku ekonomi tertentu," tutup Miyono.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa pertumbuhan ekonomi Sulteng triwulan I triwulan III-2016, jika dibandingkan tahun 2015 pada periode yang sama, mengalami pertumbuhan sebesar 12,01 persen
Pertumbuhan ekonomi Sulteng TW III-2016 terhadap TW II-2016 diwarnai oleh meningkatnya aktivitas produksi pengilangan gas LNG Donggi Senoro di Kabupaten Banggai. Namun saat yang bersamaan, terjadi penurunan produksi tambang nikel di Morowali yang cukup dalam, sehingga terjadi kontraksi lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar 5,23 persen dan industri pengolahan sebesar -5,44 persen.
Kontraksi juga terjadi pada lapangan usaha konstruksi sebesar -0,89 persen serta pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar -1,85 persen.
Berita Terkait
Sosialisasi keaslian uang rupiah
Jumat, 26 April 2024 23:56 Wib
Bank Indonesia Sulteng: KKST puncak kampanye Gernas Bangga Buatan Indonesia
Rabu, 24 April 2024 14:59 Wib
ADB: Inflasi kawasan Asia dan Pasifik 2024 akan turun ke 3,2 persen
Kamis, 11 April 2024 10:15 Wib
Bank Mandiri kembali selenggarakan program Mudik Asik 2024
Sabtu, 6 April 2024 21:56 Wib
Bank Indonesia dan Pemkab Banggai sediakan warung pangan jelang Idul Fitri
Jumat, 5 April 2024 4:11 Wib
Bank Indonesia bantu fasilitasi izin UMKM di Sulteng bagian dari GBBI
Kamis, 4 April 2024 20:34 Wib
Layanan bersama penukaran uang di Palu
Selasa, 2 April 2024 19:23 Wib
BI Bali: Kuota penukaran uang Lebaran di Denpasar 1.200 orang per hari
Selasa, 2 April 2024 16:12 Wib