Polda Yakini Yono Sayur Tewas Kontak Tembak

id suprapto

Polda Yakini Yono Sayur Tewas Kontak Tembak

AKBP Hari Suprapto (voaindonesia.com)

Saat ini jenazah masih berada di RS Bhayangkara Polda Sulteng
Palu,  (antarasulteng.com) - Juru bicara Polda Sulawesi Tengah AKBP Hari Suprapto menyatakan bahwa pihaknya meyakini jenazah yang tewas dalam kontak tembak di Kabupaten Parigi Moutong adalah Suharyono alias Yono Sayur alias Pak Hiban.

Kontak tembak yang terjadi di Dusun Koala Air Teh, Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kamis (10/11), terjadi antara Satgas Tinombala dengan Yono Sayur, setelah sebelumnya tim satgas dilempari bom lontong saat melakukan penangkapan.

Petugas berhasil melumpuhkan Yono dengan luka tembak di bagian dada dan kaki.

"Yono merupakan salah seorang anggota kelompok Santoso yang masuk dalam daftar pencarian orang Satgas Tinombala saat ini," katanya di Palu, Jumat.

Lebih lanjut menurut Hari, Yono juga tersangka yang melakukan percobaan pembunuhan atas Kapolres Poso pada tahun 2006 saat itu AKBP Rudy Sufahriadi yang saat ini menjabat Kapolda Sulteng.

Pasca percobaan penembakan itu, Yono akhirnya bergabung dengan kelompok Santoso. Setelah Santoso tewas, dan Basri ditangkap, diduga Yono bersama Ali Kalora.

Keterangan dari DPO yang ditangkap sebelumnya, Yono juga terlibat sejumlah kasus pembunuhan saat bersama Santoso.

"Yang menyulitkan petugas, untuk melakukan evakuasi, karena lokasi baku tembak jauh dari permukiman penduduk," ujar dia lagi.

Jumat sekitar pukul 01.00 WITA dini hari, jenazah diturunkan dari lokasi dan tiba di Mapolsek Sausu.

Pada pukul 04.15 WITA, jenazah tiba di RS Bhayangkara Polda Sulteng untuk dilakukan proses identifikasi dan pengenalan identitas secara medis, kata Hari lagi.

Proses identifikasi fisik yang dilakukan oleh tim Inafis, kata Hari, terdapat ciri-ciri fisik seperti tato di kaki dan punggung, raut wajah, jenis rambut yang dicocokkan dengan data, maka diyakini itu adalah Yono.

Keyakinan itu juga diperkuat dengan pernyataan keluarga, setelah ditunjukkan kondisi fisik jenazah.

Namun saat ini, proses identifikasi kedokteran tetap akan dilakukan, untuk memastikan identitas jenazah agar tidak lagi terbantahkan, sehingga tidak menjadi polemik di kemudian hari.

"Saat ini jenazah masih berada di RS Bhayangkara Polda Sulteng," ujar Hari lagi.