Catatan Akhir Tahun - Sulteng Belum Mampu Perbaiki Peringkat PON

id pon

Catatan Akhir Tahun - Sulteng Belum Mampu Perbaiki Peringkat PON

Atlet Sulawesi Tengah yang akan mengikuti PON XVIII di Riau September 2012. (Foto : Adha Nadjemuddin)

Palu,  (antarasulteng.com) - Bagaimanapun pelatih dan atlet Sulawesi Tengah telah berupaya keras untuk meningkatkan prestasi olahraga di daerah itu. Namun apapun hasil akhir yang diperoleh pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat pada September 2016 harus bisa diterima oleh semua pihak.

Meski tidak mendapat medali emas, kecuali perak dan perunggu, namun perlu diberikan apresiasi yang tinggi bagi para atlet dan pelatih karena mereka sudah berusaha dan berjuang demi mengharumkan dan meningkatkan prestasi di tingkat nasional.

Dibandingkan hasil yang dicapai pada PON XVII dan XVIII di Kalimantan Timur dan Pekanbaru (Riau), PON XIX di Bandung Sulteng masih lebih banyak meraih medali.

Misalkan pada PON XVIII Riau, Sulteng hanya merebut tiga medali yakni satu emas, perak dan perunggu dan berada di peringkat ke-31.

Sementara pada PON XIX Jabar, kotingen Sulteng yang berkekuatan sekitar 80 atlet dari 22 cabang yang diikuti berhasil meraih 11 medali.

Dengan meraih 11 medali, menjadikan untuk pertama kali dalam sejarah keikutsertaan Sulteng pada PON, baru PON XIX mendapat medali terbanyak.

Memang pada PON XIX, Sulteng gagal merebut satupun medali emas. Sulteng hanya merebut 11 medali terdiri tujuh perunggu dan empat perak.

Tetapi jumlah perolehan medali justru meningkat pada PON XIX. Begitu pula cabang olahraga peraih medali semakin bertambah dari tahun ke tahunnya.

PON XVIII di Riau, Sulteng hanya merebut medali cabang atletik, binaraga dan sepaktakraw. Sementara pada PON XIX di Jabar, ada tujuh cabang yang menyumbangkan medali.

Binaraga, sepak takraw, dayung, tinju, kempo, karate dan pencaksilat.

Ini membuktikan bahwa pembinaan olahraga di Sulteng dalam kurun empat tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan yang mengembirakan.

Yang lebih mengembirakan lagi, meski pada PON itu Sulteng gagal meraih emas, namun pada Pekan Olahraga Wilayah (Popwil) cabang pencaksilat di Papua November 2016, atlet pelajar Sulteng merebut 11 medali emas dan lima perak.

Tentu hal itu sangat membanggakan bagi pemerintah dan masyarakat Sulteng.

Fokus PON Papua

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola ketika menutup Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Sulteng ke-IX di Palu pada 5 Desember 2016 minta kepada pengurus KONI yang baru untuk fokus menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX yang berlangsung di Papua 2020.

Ia meminta untuk mulai mempersiapkan diri dengan matang menghadapi PON Papua.

KONI sudah harus segera menyusun program dan strategi untuk bisa meningkatkan prestasi lebih bagus lagi di PON XX.

Persiapan harus benar-benar matang agar menghasilkan prestasi yang memuaskan.

"Saya minta KONI sudah harus memetakan cabang-cabang yang selama ini telah menunjukan prestasi mengembirakan di tingkat nasional maupun internasional," pinta Gubernur Longki.

Menurut Gubernur Longki, cabang olahraga yang selama ini berprestasi sudah dapat diukur berdasarkan hasil yang dicapai pada PON XIX di Jabar September 2016.

Cabang-cabang tersebut sudah harus diperhatikan dan diprioritaskan oleh KONI dalam empat tahun ke depan ini.

Setelah cabang olahraga tersebut sudah dipetakan, kemudian ditindaklanjuti dengan pembinaan yang terprogram sambil melengkapai sarana dan fasilitas penunjang yang dibutuhkan.

Cabang-cabang olahraga yang berprestasi pembinaannya harus digenjot. Dan kalau perlu, didatangkan pelatih dari luar untuk meningkatkan prestasi atlet Sulteng. Memang butuh dana yang cukup besar.

"Kita berharap saja dukungan dana dari APBD kita bisa lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Ketua Umum KONI Sulteng, Anwar Ponulele menyatakan siap meningkatkan prestasi di PON XX Papua.

"Kita menargetkan meningkatkan prestasi dari urutan ke-32 PON XIX, paling tidak naik ke peringkat 20-an PON XX," katanya.

Anwar berharap atlet-atlet Sulteng yang meraih medali perak pada PON XIX di Jabar, nantinya PON XX Papua bisa merebut medali emas.

Karena itu peran dari pelatih dan atlet sangat menentukan sekali. "KONI hanya memfasilitasi, mengkoordinir dan membina, tetapi paling bertanggungjawab dan menentukan adalah peran dari pengda cabang olahraga itu sendiri," ujarnya.

Menurut saya, prestasi merupakan prioritas pertama dan yang terutama bagi KONI Sulteng.

Jika pembinaan berjalan dengan baik dan ada saling koordinsi antara KONI dengan pengprov cabang olahraga dan para atlet, niscaya meski pada PON XIX peringkat Sulteng masih berada di atas 30, maka PON XX di Papua bisa berada pada posisi 20-an.