Pontianak (antarasulteng.com) - Kepala Polda Kalbar, Irjen (Pol) Musyafak
tidak menginginkan Kalimantan Barat dilanda gaduh sehingga semua pihak
diimbau agar menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat yang selama ini
sudah terjalin.
"Saya tidak ingin ada kejadian gaduh di Kalbar, yang selama ini sudah kompak dan aman," kata Musyafak di Pontianak, Sabtu.
"Untuk
kasus itu, kami akan mempelajari, apalagi sampai saat ini pak Teuku
Zulkarnain belum melapor atau belum merasa dirugikan. Kalau dirinya saja
tidak merasa dirugikan, kenapa orang lain yang malah menuntut itu,"
ungkapnya.
"Atas laporan kapolres Sintang, pihak Polres Sintang
juga tidak mendapat surat pemberitahuan dari MUI akan kedatangan KH
Teuku Zulkarnain sehingga merasakan kecolongan. Kalau diberitahu
sebelumnya pasti akan dilakukan pengamanan sesuai dengan aturan yang
berlaku," katanya.
Dia menambahkan, Dewan Adat Dayak (DAD) juga menyesalkan insiden tersebut dan meminta maaf atas kejadian tersebut, katanya.
Sementara itu, di tempat terpisah sejumlah komponen di Kabupaten
Sintang, Kalbar telah mengadakan pertemuan terkait aksi penolakan
sekelompok orang terhadap kehadiran Wakil Sekjen MUI Teuku Zulkarnain di
Bandara Susilo Sintang, Kamis (12/1) pagi.
Wakil Bupati Sintang Askiman menuturkan bahwa kejadian di bandara
tersebut merupakan gerakan spontanitas dan bukan terencana.
"Ini
terjadi akibat adanya kesalahpahaman informasi yang didapat oleh
kelompok tertentu, sehingga menimbulkan pemikiran yang kurang
mengenakan," katanya.
Sebelumnya, pada Kamis (12/1) sekitar pukul 09.00 WIB, telah terjadwal pelantikan Ketua DAD Kabupaten Sintang.
Dalam
pelaksanaannya, semua panitia dan pengurus menunggu kedatangan Gubernur
Kalbar Cornelis, sebagai Ketua Majelis Adat Dayak Nasional. Kemudian
sejumlah panitia melakukan penjemputan ke Bandara Susilo Sintang.
"Ternyata sampai di bandara baru diketahui bahwa gubernur tidak jadi datang, karena ada kegiatan kedinasan lain," katanya.
Sesampai di bandara, lanjut Askiman, mereka mendapatkan informasi
ada Sekjen FPI yang datang ke Kota Sintang. Mereka secara spontan
mengumpulkan massa untuk melakukan penolakan. Mereka meyakini bahwa
Zulkarnain adalah Sekjen FPI.
Karena itu, secara spontan mereka masuk dari terminal kedatangan
bandara, langsung mendekati pintu pesawat, dan berorasi menolak
kedatangan Zulkarnain, yang akan mengikuti tablig akbar di Kota Sintang,
Sekadau, Sanggau serta Melawi.
Penolakan tersebut membuat Zulkarnain tidak bisa turun dari pesawat dan kembali ke Pontianak, membatalkan kegiatannya.
Kapolda tidak ingin Kalbar dilanda gaduh
Saya tidak ingin ada kejadian gaduh di Kalbar, yang selama ini sudah kompak dan aman