Jakarta (antarasulteng.com) - Pengamalan Islam secara otomatis akan memperkuat
nasionalisme pada bangsa dan negara, kata Ketua Umum Baitul Muslimin
Indonesia (Bamusi) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Hamka
Haq.
"Dengan kegiatan ini, kita meneguhkan bahwa pengamalan beragama,
pengamalan Islam itu secara otomatis memperkuat nasionalisme," ujarnya
saat Ngaji Kebangsaan yang diikuti ratusan kader PDI Perjuangan dan
tokoh masyarakat, di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta
Selatan, Sabtu malam (21/1).
Acara yang dimulai pukul 19.30 WIB itu dipimpin oleh Ketua Umum
Patriot Garuda Nusantara (PGN) KH Nuril Arifin Husein (Gus Nuril).
Menurut Hamka Haq, kegiatan tersebut dalam rangka hari ulang tahun
PDI Perjuangan yang sekaligus meneguhkan bahwa partai yang dipimpin
Ketua Umum Megawati Soekarnoputri itu benar-benar menjadi pelopor utama
dalam hal kebangsaan.
Kegiatan keagamaan bersama, dikemukakannya, sangat penting
karena belakangan ini nasionalisme bangsa Indonesia seperti tergerus dan
dipertentangkan dengan hal-hal keagamaan.
Bahkan, ia menilai, ada satu gerakan
yang mempertentangkan Pancasila sebagai dasar negara dengan ajaran
Islam.
"Ada yang ingin ganti Pancasila sebagai dasar negara. Ada yang
mulai teriakkan khilafah. Ini kan mengarah ke ISIS," kata salah satu
penasihat Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Belakangan ini, dinyatakannya, juga mulai muncul suatu gerakan yang
mengarah pada upaya perusakan kebhinnekaan, yakni ingin menjadikan
kemajemukan di negeri ini untuk dikuasai atau dimonopoli oleh kelompok
tertentu saja.
"Ada juga pelecehan terhadap simbol negara, terhadap Bung Karno
sebagai perumus Pancasila, pelecehan terhadap bendera Merah Putih. Ini
semua adalah upaya yang perlu kita hadapi dengan menguatkan bahwa
nasionalisme tidak mengurangi kita sebagai Muslim, sebagai umat
beragama, baik dalam arti politik maupun spiritualisme," katanya.
Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Alaudin Makassar, Sulawesi Selatan, itu
menambahkan bahwa patut disyukuri Indonesia selama merdeka benar-benar
menjadi bangsa yang saling menghargai dan menegakkan Bhinneka Tunggal
Ika.
Oleh karena itu, dikatakannya, ketika mulai muncul upaya
yang merusak keragaman dan kebhinnekaan, maka harus disikapi secara
tegas bahwa pengamalan agama tidak menggerus nasionalisme dan
kebhinnekaan.
Justru sebaliknya, ia mengemukakan, pengamalan beragama, pengamalan
Islam malah harus memperkuat nasionalisme sehingga menjadikan perbedaan
dan kebhinnekaan sebagai rahmat Tuhan bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin.
"Maka, kita sekarang, kegiatan ini konsolidasi, termasuk kegiatan
relegius, dengan ngaji kebangsaan. Jadi, kita mengamalkan Islam dalam
rangka memperkuat nasionalisme. Tidak ada pertentangan, bahkan Islam
atau suatu agama akan semakin kokoh dengan memperkuat nasionalisme,"
ujarnya.
Dalam konteks pengamalan agama, dinilainya, justru bisa tegak
dengan sendiri ketika masyarakat hidup dalam suasana damai, dibandingkan
dalam suasana kacau, seperti di luar negeri yang banyak terjadi.
Banyak
yang kemudian hijrah akibat perang, menurut dia, pengamalan agama
mereka terganggu, karena mereka saling memusuhi sekaligus hidup dalam
suasana konflik.
Oleh karena itu, dinyatakannya, sebagai upaya menguatkan
nasionalisme dalam pengamalan keagamaan, khususnya pengamalan Islam,
maka PDI Perjuangan akan rutin menggelar Ngaji Kebangsaan.
"Kegiatan ini bukan sekadar pemanis, tetapi merupakan pelaksanaan
program PDI Perjuangan tentang ke-Islaman," demikian Hamka Haq.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan,
acara itu diikuti segenap elemen bangsa yang membuktikan ada komitmen
dan semangat kuat dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
"Ini semangat bersama dan menunjukkan komitmen yang kuat dalam masalah kebangsaan," katanya.
Sementara itu, Gus Nuril mengucapkan terima kasih menjadi bagian dalam acara Ngaji Kebangsaan.
"Ada hikmah yang luar biasa saya diundang Ngaji Kebangsaan ini,
karena kita perlu menegaskan bahwa mengamalkan agama itu tetap sejalan
dengan semangat nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945," katanya.
Pengamalan Islam perkuat nasionalisme
Ada yang ingin ganti Pancasila sebagai dasar negara. Ada yang mulai teriakkan khilafah. Ini kan mengarah ke ISIS