Industri pariwisata Indonesia kebanjiran order di FITUR

id fitur

Industri pariwisata Indonesia kebanjiran order di FITUR

Duta Besar RI untuk Kerajaan Spanyol Yuli Mumpuni (kanan) dalam satu sesi wawancara dengan pers di FITUR 2017. (antara)

Madrid (antarasulteng.com) - Industri pariwisata travel biro dan hotel yang mengikuti pameran pariwisata "Feria Internacional de Turismo (FITUR) 2017 di Madrid kebanjiran order permintaan paket wisata dari Spanyol yang ingin berlibur ke Indonesia pada musim panas tahun ini.

Bahkan, aktivitas tersebut dapat dihapkan meraup devisa bagi Indonesia mencapai Rp242 miliar, atau naik 23,5% dibandingkan dengan partisipasi RI dalam FITUR 2016.

Dutabesar RI untuk Spanyol Yuli Mumpuni kepada ANTARA News menyampaikan kegembiraannya dengan banyaknya transaksi yang didapat oleh industri pariwisata dari Indonesia.

"Saya rasa para pelaku industri mendapatkan transaksi yang cukup besar. Apabila wisatawan melakukan perjalanan ke Indonesia untuk dua minggu dan per trip ada 50 sampai 100 orang pesertanya dengan harga 4000 Euro, maka pastinya pemasukan devisa untuk negara cukup besar," ujarnya.

Pelaksanaan FITUR yang ditutup Minggu 22 Januari 2017 mencatat ada 245.000 peserta atau naik 6%, dan peserta profesional naik 9%. Volume transaksi bisnisnya naik 10%. Dampak ekonomi bagi Spanyol paling tidak mencapai 240 juta Euro.

Pameran pariwisata yang berlangsung di Madrid, ibu kota Spanyol, dari tanggal 18 hingga 22 Januari 2017 juga diikuti PT Asean Indah Tours, yang sudah berpengalaman mengikutinya. Dalam FITUR tahun ini pebisnis jasa pariwisata itu mendapat transaksi pengiriman 800 wisatawan Spanyol hingga pertengahan 2017.

Untuk paruh kedua 2017 masih dalam negosiasi, ujar Direktur PT Asean Indah Tours & Travel Johannes ES.

Sementara itu, Miguel Angel dari Come 2 Indonesia Tours & Travel, yang terus mengadakan pembicaraan bisnis dengan mitra Spanyol hingga hari penutupan, menyatakan bahwa perusahaannya dapat mencatat rekor lebih dari 100 transaksi untuk 2017.

Sedangkan, PT Indonature Tours & Travel yang juga berpengalaman mengikuti FITUR pada tahun ini mencatat lebih dari 100 transaksi.

Adapun perusahaan Catur Expediciones, yang memfokuskan pada wisata petualangan dan alam, menurut Alfonso selaku direkturnya, mendapat komitmen dari 60 perusahaan mitra.

Kemudian, Ratna Indah sslaku Direktur Sale & Marketing Seres Hotels & Resorts yang berpusat di Ubud, Bali, mendapat komitmen dari 40 perusahaan.

Industri pariwisata yang khusus mempromosikan wisata kuliner Good Indonesia Food selama tiga hari pameran yang khusus ditujukan bagi profesional mendapatkan 25 mitra yang akan ke Indonesia untuk uji coba tur kuliner.

Panitia FITUR mencatat dikunjungi oleh kalangan profesional mencapai 135.835 orang atau naik 9% dibanding tahun lalu, sedangkan wartawan yang melakukan liputan ada 7.500 wartawan dari seluruh dunia, dan pertemuan bisnis tercatat sebanyak 6.800 sesi.

Peserta internasional secara keseluruhan juga mengalami kenaikan 9%. Peningkatan per kawasan, untuk 165 destinasi negara masing-masing dari Amerika 17%, Asia Pasifik 12%, Eropa 9%, Afrika. Dari 9.672 Perusahaan yang berpartisipasi dari 165 negara, 23% bergerak di pengembangan teknologi untuk pariwisata.

Dubes Yuli Mumpuni pun mengharapkan cukup bayaknya transaksi jumlah wisatawan Spanyol yang berwisata ke Indonesia akan meningkat, karena pada 2016 tercatat 53.000 kunjungn bisnis pengusaha Spanyol ke Indonesia, naik rata-rata 4% per tahun.

Sementara itu, Sekretaris Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara di Kementerian Pariwisata RI, Giri Adnyani, mengatakan bahwa berdasarkan kuesioner yang dibagikan ke peserta, maka dapat disimpulkan rata-rata peserta mendapatkan 35 penetapan yang peserta sebanyak 823 paket per orang (pax), serta transaksi yang dihasilkan mencapai 454.877 dolar Amerika Serikat.

Kementerian Pariwisata sejak tahun lalu telah melancarkan promosi "go digital" dalam mempromosikan pariwisata yang mau tidak mau juga harus diikuti selain dengan mengikuti berbagai pameran, seperti pada FITUR kali ini.

Dalam promosi semacam itu memanfaatkan nama besar, seperti Trip Advisor, Google, Baidu, Ctrip, CCTV dan Xinhua yang menguasai pasar potensial dalam industri pariwisata, demikian Giri Adnyani.