London (antarasulteng.com) - Perdana Menteri Theresa May, Sabtu, mengatakan
bahwa Inggris tidak setuju dengan "jenis pendekatan" Presiden Amerika
Serikat Donald Trump untuk mengatasi kedatangan pengungsi di AS.
May
dikritik anggota parlemen dari Partai Konservatif-nya karena tidak
mengutuk keputusan Trump memberlakukan penundaan empat bulan pemberian
izin bagi pengungsi memasuki Amerika Serikat dan pembatasan sementara
wisatawan dari tujuh negara bependuduk sebagian Muslim.
Juru
bicara May mengatakan, "Kebijakan imigrasi di Amerika Serikat adalah
masalah bagi pemerintah Amerika Serikat, sama seperti kebijakan imigrasi
untuk negara ini, yang harus ditetapkan oleh pemerintah kami."
"Tapi,
kami tidak setuju dengan pendekatan semacam itu dan kebijakan seperti
itu tidak akan kami lakukan. Kami sedang mempelajari perintah eksekutif
baru tersebut untuk melihat arti dan dampak hukumnya, dan khususnya apa
dampaknya bagi warga Inggris Raya," katanya.
Sementara itu, 300 penentang berkumpul di Bandar Udara Internasional
Los Angeles (LAX) pada Sabtu malam (28/1) untuk memperlihatkan
solidaritas kepada pengungsi dan migran Muslim yang ditahan berdasarkan
instruksi Presiden Donald Trump "Muslim Ban"
Sambil meneriakkan "Trump harus pergi", "Tidak Trump, Tidak KKK,
Tidak Ada Fasisme di USA", dan semboyan lain, kerumunan orang itu
menyeru rakyat agar membangkang terhadap perintah eksekutif pada Jumat,
yang memberlakukan larangan bepergian 90 hari ke negeri itu oleh warga
negara tujuh negara yang mayoritas warga mereka adalah Muslim dan
pembekuan 120 hari program pengungsi AS.
Sedikit-dikitnya, tujuh warga negara asing telah ditahan di LAX dan
diberitahu mereka tidak lagi disambut, kata "Los Angeles Times"
sebagaimana diberitakan Xinhua.
Harian tersebut menyatakan warga negara asing itu diperkenankan naik pesawat sebelum instruksi tersebut berlaku.
Tuntutan pemrotes dikumandangkan oleh Wali Kota Los Angeles Eric
Garcetti, yang pada Sabtu malam men-"tweet", "Los Angels akan selalu
menjadi tempat buat pengungsi."
Acara menyalakan lilin dan protes dijadwalkan diselenggarakan pada Ahad.
Larangan perjalanan Trump, yang oleh banyak pihak digambarkan
sebagai "Muslim ban", telah menyulut kebingungan dan kekacauan di
seluruh negeri itu dan memicu keprihatinan serta kecaman dari seluruh
dunia.
Penentangan serupa meletus di bandar udara banyak kota besar lain.
Di Chicago, lebih dari 1.000 orang berkumpul di Bandar Udara OHare. Di
Denver, Colorado, puluhan pemrotes berkumpul di luar bandar udara
internasional untuk memperlihatkan dukungan buat pengungsi.
Itu adalah akhir pekan kedua unjuk rasa di Los Angeles setelah Trump
diambil sumpahnya. Lebih dari satu juta orang hadir pada akhir pekan
sebelumnya untuk mengikuti Womens March. Demikian laporan Reuters.
(Uu.G003/B002)
Berita Terkait
Aktor Hollywood Will Ferrell ingin berinvestasi untuk Leeds United
Senin, 6 Mei 2024 14:53 Wib
Arteta minta Arsenal curahkan seluruh energi saat melawan Bournemouth
Sabtu, 4 Mei 2024 9:31 Wib
Guardiola yakin Gareth Southgate bisa bawa Inggris juara Euro 2024
Sabtu, 4 Mei 2024 9:28 Wib
Tottenham tidak yakin bisa lolos ke Liga Champions
Jumat, 3 Mei 2024 9:20 Wib
Klub Elkan Baggott di ambang promosi ke Liga Premier
Rabu, 1 Mei 2024 10:45 Wib
Permukiman ilegal Israel persulit terwujudnya negara Palestina
Rabu, 1 Mei 2024 10:10 Wib
Raja Inggris Charles kembali jalani tugas usai pengobatan kanker
Sabtu, 27 April 2024 15:17 Wib
Klasemen Liga Inggris: Liverpool gagal kejar Arsenal, MU jauhi Newcastle
Kamis, 25 April 2024 9:49 Wib