PLN-Bupati Teken MOU Untuk Desa Berlistrik

id pln

PLN-Bupati Teken MOU Untuk Desa Berlistrik

Manager PT PLN Area Palu Emir Muhaimin (Foto Antara.Anas Masa)

Harapan kami, kita bisa melistriki desa-desa sebelum tahun 2019
Palu,  (antarasulteng.com) - PT PLN (Persero) bersama para bupati dan penjabat bupati se-Sulawesi Tengah menandatangani nota kesepahaman bersama (Mou) guna menyukseskan program desa berlistrik 100 persen di Sulawesi Tengah sebelum 2019.

Penandatanganan itu dilakukan saat rapat koordinasi bersama jajaran PLN Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara, di Kantor Gubernur di Palu, Selasa.

Kesepahaman bersama tersebut antara lain menyangkut pengembangan kelistrikan Sulawesi Tengah melalui pembangunan pembangkit, transmisi dan gardu listrik secara berkelanjutan.

Asisten Perekonomian, Pembangunan dan Kesra Sekretariat Daerah Sulawesi Tengah Elim Somba mengatakan pemerintah, swasta maupun kolaborasi keduanya telah membangun beberapa pembangkit dengan memanfaatkan potensi tenaga matahari, mikro hidro (air) dan diesel khususnya di beberapa wilayah yang rasio listriknya masih di bawah 70 persen.

. Dia berharap ke depan PLN dapat menggarap potensi energi alam Sulawesi Tengah menjadi pembangkit listrik yang dapat mengaliri seluruh wilayah di daerah itu maupun diinterkoneksikan dengan provinsi lainnya di pulau Sulawesi.

"Ini menjadi kekuatan kita untuk menjaga ketersediaan energi di masa yang akan datang dan perlu peranan semua pihak mewujudkan semua itu," kata Elim.

Beberapa kabupaten di Sulawesi Tengah dengan rasio desa berlistrik di atas 90 persen adalah Kabupaten Poso, Parigi Moutong, Tolitoli dan Banggai.

Sedangkan rasio antara 70 sampai 85 persen meliputi Kabupaten Donggala, Sigi, Buol, Morowali Utara dan Banggai Kepulauan.

Adapun daerah yang rasionya antara 50 sampai 69 persen meliputi Banggai Laut, Tojo Unauna dan Morowali.

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola melalui Elim Somba berharap rapat koordinasi pertama PLN yang melibatkan seluruh bupati se Sulawesi Tengah tersebut membuahkan hasil yang implementatif guna mewujudkan Sulteng Terang 2019.

Sementara itu Direktur Bisnis PLN Regional Sulawesi dan Nusa Tenggara Machnizon mengatakan selain keterbatasan anggaran dan SDM yang dimiliki PLN saat ini, juga terdapat kendala lain dalam pengembangan kelistrikan di Sulawesi Tengah antara lain pemilik lahan yang keberatan bila di atas lahannya ditempatkan instalasi berupa tiang maupun gardu listrik.

Selain itu juga adanya jalur yang melintasi kawasan hutan atau cagar alam, pemilik lahan yang kurang puas dengan harga pembebasan lahan, sampai dengan penolakan warga bila lahannya dibebaskan.

"Harapan kami, kita bisa melistriki desa-desa sebelum tahun 2019," katanya.