Jakarta (antarasulteng.com) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
mengingatkan agar masyarakat menggunakan nalar dan hati menyikapi makin
maraknya berita bohong atau "hoax".
"Jadi kesadaran masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan
mengonsumsi berita itu sudah waktunya dan jangan hanya menggunakan nalar
tetapi juga menggunakan hati bahwa berita yang simpang siur dihadapan
kita sesungguhnya itu untuk tujuan apa. Jadi nalar harus digunakan
tetapi hati juga digunakan," kata Menag di gedung KPK, Jakarta, Senin.
Hal tersebut dikatakannya seusai menyambangi gedung KPK bersama
dengan Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi Mohamad Nasir
membahas soal dana di perguruan tinggi.
Lebih lanjut, Menag juga mengingatkan agar kita tidak ikut-ikutan
memposting atau menyebar luaskan berita-berita yang sesungguhnya merusak
keutuhan kita sebagai sebuah bangsa di tengah-tengah kemajemukan ini.
"Diingat dan dicermati ketika kita mengkonsumsi berita, kita harus
sadar dan tidak mudah terprovokasi, tidak mudah terpengaruh kemudian
begitu saja percaya, begitu saja menelan berita-berita yang tidak
berdasar, yang tidak bisa dikonfirmasi, dan yang tidak jelas sumbernya
siapa. Jadi, kita harus cermati, konfirmasi, dan verifikasi," tuturnya.
Menag menambahkan bahwa bagaimana pun juga masyarakat harus sadar
jatidiri Indonesia itu adalah keragaman dan kemajukan, maka harus ada
kesadaran sungguh-sungguh bahwa perbedaan tajam sekeras apapun, baik
secara langsung maupun tidak langsung, yang tumbuh atau muncul karena
berita-berita itu.
"Karena sekarang eranya era digital yang memang tidak terelakkan
lagi adanya berita-berita yang tidak berdasar, maka saya ingin mengajak
kita semua untuk memahami betul bahwa sebesar dan sekeras apa pun
perbedaan itu kita masih menjadi satu keluarga yaitu sebangsa dan
setanah air. Jadi semangat ini lah yang diperlukan," ucap Menag.
(Baca: Tips mencari sumber info bebas hoax)
Menag: gunakan nalar dan hati sikapi "hoax"
Diingat dan dicermati ketika kita mengkonsumsi berita, kita harus sadar dan tidak mudah terprovokasi, tidak mudah terpengaruh kemudian begitu saja percaya...