Bank Indonesia Ikut Kembangkan Tenun Donggala

id batik

Bank Indonesia Ikut Kembangkan Tenun Donggala

Salah satu motif tenun yang ada di Indonesia (ANTARA Sulteng/Basri Marzuki)

Palu,  (antarasulteng.com) - Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Tengah akan ikut mengambil peran strategis dalam mengembangkan kain tenun Donggala sehingga tetap eksis sebagai usaha mikro kecil menengah di daerah itu.

"Kami rencana ikut terlibat dalam pengembangan tenun Donggala. Karena itulah kami meminta masukan terkait perkembangan tenun Donggala ini," kata Kepala Tim Advesori dan Pengembangan Ekonomi BI Perwakilan Sulawesi Tengah Indrat Moko dalam Group Diskusi Terfokus di Kantor BI di Palu, Jumat sore.

Diskusi tersebut dihadiri perwakilan pengrajin, Asosiasi Tenun Donggala, pelaku usaha dan mewakili pemerintah provinsi Sulawesi Tengah.

Pada kesempatan itu pengrajin maupun asosiasi ikut memperlihatkan produk tenun Donggala baik yang diproduksi melalui ATBM (alat tenun bukan mesin) maupun gedokan (tradisional).

Indrat mengatakan melalui diskusi tersebut BI Sulawesi Tengah ikut menerima masuk terkaiit kendala yang dihadapi pengrajin maupun pemasaran tenun Donggala.

Masukan tersebut kata Indrat selanjutnya diajukan ke Jakarta untuk dijadikan rencana program 2017.

Indrat mengatakan BI bukan lembaga bisnis yang memberikan bantuan keuangan namun BI memiliki kegiatan khususnya melalui kegiatan teknis seperti pendidikan dan pelatihan.

"Kami ingin kegiatan ini terus berkesinambungan," katanya.

Sementara itu Sekretaris Asosiasi Tenun Donggala Imam Basuki mengatakan untuk mengembangkan tenun Donggala dibutuhkan keterlibatan banyak pihak mengingat belakangan ini minat pengrajin terus menurun.

Imam juga mengatakan kondisi pengrajin juga perlu mendapat perhatian serius karena selama ini pengrajin hanya menjadi buruh sehingga mereka tidak mendapat nilai tambah dari kegiatan menenun selain upah.

Imam mengatakan Asosiasi Tenun siap bermitra dengan Bank Indonesia untuk pengembangan tenun Donggala yang belakangan ini sedang menghadapi sejumlah tantangan antara lain banyaknya produk motif tenun Donggala yang masuk dari pulau Jawa.