Presiden: Pemerintah Satu Hati Dengan Ulama NU

id presiden, NU, ulama, Konbes

 Presiden: Pemerintah Satu Hati Dengan Ulama NU

Salah satu kegiatan Nahdlatul Ulama sebelum pelaksanaan Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama. (Foto ANTARA)

Secara umum saya menerima dan menyambut baik rekomendasi itu. Sebagian yang saya baca isinya ada yang sama persis, jadi pemerintah satu hati dengan NU," kata Presiden disambut tepuk tangan peserta Munas Alim Ulama.
Cirebon - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah satu hati dengan para alim ulama Nahdlatul Ulama (NU) dalam menyikapi masalah berbangsa dan bernegara.

Hal itu dikatakan Presiden menanggapi rekomendasi sementara Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) 2012 yang diserahkan oleh Ketua PB NU Said Agil Sirajd di Pondok Pesantren Kempek Cirebon, Jawa Barat, Senin.

Seperi diberitakan, PB NU menggelar Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar NU selama tiga hari, 15-17 September 2012. Presiden dalam kesempatan tersebut memberikan pengarahan kepada para peserta pada hari terakhir, Senin (17/9).

Presiden Yudhoyono dalam pengarahannya menyampaikan bahwa rekomendasi tersebut sejalan dengan apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan pemerintah.

"Secara umum saya menerima dan menyambut baik rekomendasi itu. Sebagian yang saya baca isinya ada yang sama persis, jadi pemerintah satu hati dengan NU," kata Presiden disambut tepuk tangan peserta Munas Alim Ulama.

Presiden mencontohkan masalah pemberantasan korupsi. Presiden menegaskan tidak ada tebang pilih dan tanpa pandang bulu untuk memberantas korupsi. Hal itu senafas dengan rekomendasi para alim ulama NU.

Presiden mengatakan, selain terdapat kesamaan pandangan, sebagian rekomendasi juga memberikan pemikiran-pemikiran baru yang pantas untuk dipelajari dan dikaji.

Sebagian kecil lainnya, menurut Presiden, memiliki persepsi maupun data yang berbeda.

Presiden memberikan pengarahan sekitar 35 menit di hadapan setidaknya 700 peserta Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2012 di dalam GOR Pondok Pesantren Kempek Cirebon, Jawa Barat, sedangkan ratusan lainnya mendengarkan pengarahan Presiden dari luar GOR.

Munas Alim Ulama dan Konbes NU merupakan hajatan organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut guna merespons dan mencari berbagai solusi atas masalah berbangsa dan bernegara.

Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono tiba di tempat acara sekitar pukul 10.00 WIB diiringi shalawat badar.  

Sementara itu, dalam acara tersebut setidaknya tujuh ratus orang menghadiri pengarahan di dalam GOR pondok pesantren dan ratusan lainnya di luar GOR.

Munas Alim Ulama dan Konbes NU September 2012 kali ini, bertemakan "kembali ke khittah NU 1945, meningkatkan khidmah NU menuju Indonesia berdaulat adil dan makmur".

Dalam Munas dan Konbes NU tersebut beberapa rekomendasi telah dihasilkan masing-masing komisi yang dibentuk, di antaranya mendukung hukuman mati bagi koruptor dan mendukung pemilihan kepala daerah oleh DPRD (pilkada tak langsung).

Beberapa rekomendasi tersebut akan diplenokan untuk menjadi keputusan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2012.

Sementara itu, Rais Aam Syuriah PB NU KH Sahal Mahfudz dalam sambutannya mengapresiasi Presiden Yudhoyono untuk memberikan pengarahan dalam acara Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konbes NU kali ini.

Menurut dia, dengan pengarahan tersebut diharapkan juga dapat memberikan saling pemahaman antara Pemerintah dan NU dalam bernegara dan berbangsa.

Munas Alim Ulama merupakan forum permusyawaratan para alim ulama NU, baik yang duduk dalam struktur kepengurusan maupun berkedudukan sebagai ulama NU non-struktural.

Forum ini dimaksudkan untuk membahas berbagai perkembangan masalah keagamaan dan kebangsaan yang terjadi pascamuktamar NU yang ke-32 di Makassar.

Sedangkan Konferensi Besar merupakan forum permusyawaratan para pelaksana organisasi NU (tanfidziyah) guna mengevaluasi perjalanan organisasi dalam periode yang sama, guna melangkah untuk waktu-waktu berikutnya.

Sementara itu, dalam acara pengarahan tersebut tampak pula beberapa menteri di antaranya Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. (M041)