TPID: Harga Cabai Di Palu Masih Tinggi

id cabe

TPID: Harga Cabai Di Palu Masih Tinggi

Petani cabe (FOTO ANTARA)

Palu,  (antarasulteng.com) - Tim Terpadu Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Tengah membenarkan harga cabai di pasaran Kota Palu hingga kini masih tinggi karena produksi petani menurun.

"Selain itu, banyaknya pedagang yang mengantarpulaukan komoditi pangan tersebut ke sejumlah daerah ikut memicu kenaikan harga cabai di pasaran," kata Kepala Bidang Perdagangan dan Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng, Zainuddin di Palu, Minggu.

Ia mengatakan berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menstabilkan harga, namun sampai sekarang ini belum juga berhasil.

Pemerintah melalui PT Perusahaan dan Perdagangan Indonesia (PPI) dan Bulog Sulteng telah melakukan intervensi pasar dengan menjual cabai dengan harga relatif murah.

Tetapi, harga cabai di pasaran belum juga turun dan masih berkisar Rp140.000 sampai Rp150.000/kg.

Bulog Sulteng sudah sepekan ini menjual cabai dengan harga Rp80.000/kg.

Hasil menitoring di sejumlah pasar tradisional di Kota Palu, Kata Zainuddin, harga cabai di tingkat pengecer masih belum bergerak turun.

Pemicu utama dari kenaikan harga selain karena produksi petani menurun akibat dampak curah hujan yang tinggi di sentra-sentra produksi, juga sebagian besar hasil panen dijual ke beberapa daerah seperti Kalimatan dan Pulau Jawa.

"Ini yang menyebabkan harga cabai di pasaran belum juga turun," katanya.

Kenaikan harga cabai di pasaran juga sangat dirasakan para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Palu. Terutama yang selama ini bergerak dalam usaha warung makan dan juga pedagang gorengan yang memang banyak membutuhkan bumbu dapur tersebut.

Ny Liana, seorang pedagang cabai di kawasan Pasar Masomba mengatakan kenaikan harga kebutuhan itu sudah berlangsung cukup lama.

Sejak November 2016, harga cabai di pasaran sudah naik.

Harga cabai sulit turun karena produksi petani menurun dan juga sebagian pedagang di Kota Palu menjual cabai keluar daerah seperti selama ini ke Kaltim dan Pulau Jawa.