Bulog: Sulteng Belum Masuk Dalam Program BPNT

id bulog

Bulog: Sulteng Belum Masuk Dalam Program BPNT

Bulog (antaranews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Sulawesi Tengah belum termasuk dari 51 kabupaten dan kota di Tanah Air yang akan mendistribusikan bantuan pangan non-tunai (BPNT) dalam bentuk kartu yang telah dirancang khusus oleh pemerintah pusat.

"Sulteng tahun ini masih menyalurkan rastra (beras untuk keluarga sejahtera) secara reguler," kata Kepala Perum Bulog Sulteng Suprianto di Palu, Selasa.

Belum masuknya Sulteng dalam program BPNT, menurut dia, itu kewenangan dari Kementerian Sosial.

Bulog, kata dia, hanya sebagai penyedia dan penyalur pangan nasional.

Soal mengapa Sulteng belum sebagai daerah distribusi BPNT, itu kewenangan dari Kementerian Sosial.

"Akan tetapi, Bulog Sulteng saat ini sudah siap untuk melaksanakan program tersebut jika," katanya.

Karena belum termasuk dalam program dimaksud, Bulog Sulteng tetap menyalurkan rastra kepada rumah tangga miskin (RTM) di 13 kabupaten dan kota di provinsi ini dilakukan masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

Jadi, penyaluran rastra secara reguler akan dilakukan Bulog Sulteng mengacu pada data yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial.

Bulog Sulteng sudah menyiapkan stok beras dalam jumlah memadai di gudang dan langsung menyalurkan setelah data penerima rastra yang ditetapkan pemerintah pusat sudah ada.

"Pokoknya begitu data penerima rasta yang ditetapkan pemerintah sudah ada, Bulog segera menyalukan sampai ke titik distribusi di kelurahan dan desa," kata dia.

Jika tidak ada aral melintang, kata Suprianto, pada bulan Maret 2017 jatah rastra RTM atau rumah tangga sasaran (RTS) di Sulteng sudah mulai disalurkan kepada masyarakat.

Rencananya, yang akan disalurkan adalah jatah rastra 2 bulan (Januari dan Februari) 2017 dengan jumlah 15 kilogram per kepala keluarga (KK) RTM/RTS.

Pagu rastra yang dialokasikan 2016 untuk RTM/RTS di Sulteng sekitar 32.000 ton.

"Pada tahun ini belum diketahui jumlahnya apakah sama dengan sebelumnya atau bertambah dan berkurang," katanya lagi.

Sejumlah warga penerima rastra di Palu menyambut positif program pemerintah soal BPNT yang penyalurannya menggunakan kartu.

"Yang terpenting adalah bantuan pangan subsidi masih terus berlanjut," kata Ny. Agustina.

Hal senada juga disampaikan Ny Epi. Dia berharap rastra yang dialokasikan pemerintah pada tahun 2017 secepatnya disalurkan oleh Bulog.

Rastra masih sangat mereka butuhkan, apalagi saat ini harga beras di pasaran relatif cukup mahal, terendah Rp9.000,00/kg dan tertinggi Rp11 ribu/kg, tergantung pada jenis dan kualitasnya.

Ia juga tidak mempersoalkan kebijakan pemerintah soal program BPNT yang menggunakan kartu tersebut.

Menurut dia, program tersebut sangat bagus karena pemegang kartu BPNT bisa memilih jenis pangan yang mereka butuhkan sesuai dengan nilai rupiah yang ditetapkan pemerintah.

Akan tetapi, kalaupun belum semua diberlakukan di daerah-daerah, termasuk Sulteng, masyarakat juga tidak mempermasalahkan.

"Yang penting jatah rastra bagi daerah-daerah yang tidak termasuk dalam pelaksanaan BPNT, termasuk Sulteng, secepatnya disalurkan guna meringankan beban masyarakat yang selama ini mendapatkan bantuan pangan subsidi dari pemerintah," katanya.