Jasa Raharja Gulirkan Dana Kemitraan Rp6,4 M di Sulteng

id Jasa Raharja

Jasa Raharja Gulirkan Dana Kemitraan Rp6,4 M di Sulteng

Wahyudi, Kepala Unit PKBL PT. Jasa Raharja Cabang Sulteng (Antarasulteng.com/Anas)

Jasa Raharja juga membantu korban bencana alam dan rumah ibadah
Palu (Antarasulteng.com) - PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sulawesi Tengah hingga kini sudah menggulirkan dana untuk program kemitraan usaha di daerah itu senilai Rp6,4 miliar.

"Dana bergulir itu dikuncurkan sejak pertama kali sampai dengan Desember 2016," kata Kepala Unit PKBL (Program Kemitraan Bina Lingkungan) Jasa Raharja Cabang Sulteng, Wahyudi di Palu, Kamis.

Ia mengatakan dari total dana yang telah digulirkan kepada masyarakat bagi pengembangan usaha tersebut, 70 persen di antaranya sudah dikembalikan kepada pihak Jasa Raharja sebagai penyalur pinjaman lunak di daerah ini.

Menurut Wahyudi yang mengutip penilaian Gubernur Sulteng Longki Djanggola, prosentasi pengembalian dana bergulir sebesar itu termasuk dalam kategori sehat.

Artinya, tingkat kesadaran masyarakat sebagai penerima bantuan pinjaman modal usaha dengan bunga yang relatif rendah jika dibandingkan lembaga keuangan lainnya, sudah cukup bagus.

Pada 2017 ini, kata dia, perusahaan mengalokasikan dana yang sama untuk pengembangan usaha di Sulteng senilai Rp850 juta, naik dibanding aloaksi tahun 2016 sebesar Rp500 juta dan telah disalurkan kepada 34 pelaku usaha kecil mikro (UKM) di daerah itu.

Selain menyediakan dana bergulir, BUMN tersebut juga menyalurkan bantuan kepada panti asuhan, rumah-rumah ibadah dan juga membangun MCK serta bantuan kepada korban bencana alam.

Pada 2016, Jasa Raharja Cabang Sulteng telah menyalurkan bantuan sebesar Rp50 juta yang disalurkan langsung kepada para korban bencana alam banjir dan tanah longsor di Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi dalam bentuk sembako.

Wahyudi mengatakan khusus bantuan sarana dan fasilitas rumah ibadah, tergantung dari proposal yang masuk.

Sebelum bantuan disalurkan, pihak Jasa Raharja terlebih dahulu pihaknya melakukan survei lapangan untuk memastikan layak tidaknya mendapatkan bantuan dimaksud.

"Jangan sampai bantuan itu disalurkan tidak tepat sasaran," demikian Wahyudi.