Cudy: Saya Turun Untuk Selamatkan Golkar Donggala

id Golkar

Cudy: Saya Turun Untuk Selamatkan Golkar Donggala

Rusdy Mastura, Ketua DPC Partai Golkar Kabupaten Donggala (Antarasulteng.com/Istimewa)

Cudy: Kita mundur selangkah untuk maju sepuluh langkah
Palu (Antarasulteng.com) - Tokoh senior dan berpengaruh di Partai Golkar Sulawesi Tengah, Rusdi Mastura bersedia turun gunung menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Donggala, setelah terpilih secara aklamasi melalui musyawarah daerah partai berlambang pohon beringin itu.

"Golkar di Donggala sangat dinamis. Sudah empat sampai lima bulan tidak selesai (pemilihan ketua). Tidak ada yang mau mengalah. Kalau saya tidak turun ini berbahaya bagi keutuhan kekuatan Golkar," kata Rusdi Mastura di Palu, Kamis, menanggapi terpilihnya dia menjadi Ketua DPD Golkar Donggala pada musda sehari sebelumnya.

Terpilihnya mantan Wali Kota Palu yang juga mantan Calon Gubernur Sulawesi Tengah itu memimpin Golkar Donggala menimbulkan sejumlah tanggapan dari berbagai kalangan di antaranya bahwa ia dinilai tidak memberikan ruang kepada kader-kader muda partai Golkar untuk memimpin partai itu.

"Semua diakomodir dalam kepengurusan. Tidak ada yang dibuang. Saya turun untuk menyelamatkan partai dan kader," kata Cudy, panggilan akrab Rusdy Mastura.

Ketua Dewan Penasehat DPD Golkar Sulawesi Tengah itu mengakui dirinya dicibir sejumlah kalangan karena turun langsung memimpin Golkar di tingkat kabupaten.

"Kita mundur selangkah untuk maju sepuluh langkah," katanya.

Rusdi mengatakan dirinya mendapat perintah dari DPD Golkar Provinsi untuk mengamankan Golkar Donggala karena harus ada yang menjadi penengah di antara perseteruan politik para calon ketua seperti Wakil Bupati Vera Laruni dan Ketua Fraksi Golkar DPRD Donggala Aswan M Daali.

Menurutnya Golkar di Donggala terjun bebas setelah dua kali pemilihan umum sebelumnya mendapat 17 kursi, kini menjadi empat kursi.

Dirinya optimistis Golkar bisa kembali meraih kepercayaan masyarakat di Donggala melalui berbagai strategi politik pengembangan partai untuk merebut perolehan suara yang lebih tinggi pada Pemilu 2019.

"Golkar harus berkibar di desa-desa dan kelurahan," katanya.

Menurutnya, pimpinan Partai Golkar tingkat provinsi tidak ingin ada kader yang kecewa dan tercederai hanya karena perseteruan yang tidak terselesaikan.

"Kalau nanti ada kader yang mau jadi calon bupati itu kita survei. Silahkan berkompetisi tapi kan ada survei yang menentukan," katanya.