Menlu: Ada pertemuan bisnis di KTT IORA

id menlu

Menlu: Ada pertemuan bisnis di KTT IORA

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (REUTERS/Stephane de Sakutin)

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan akan ada pertemuan bisnis (business summit) dalam rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association (KTT IORA) di Jakarta 5--7 Maret 2017. 

"Jumlah yang akan hadir dalam KTT sampai saat ini terdaftar 477 orang, dan akan ada kegiatan business summit," katanya dalam konferensi pers di Kantor Presiden Jakarta, Kamis.

Retno menyebutkan KTT IORA akan berlangsung pada 7 Maret 2017 yang sebelumnya akan didahului dengan pertemuan tingkat pejabat senior (senior official meeting/SOM) pada 5 Maret dan pertemuan tingkat Menlu (ministerial meeting) pada 6 Maret 2017.

"KTT IORA akan dihadiri 21 negara anggota, tujuh mitra wicara. Dari 21 negara, empat di antaranya merupakan anggota G-20. Enam dari tujuh mitra wicara adalah juga anggota G20," katanya.

Ia menyebutkan dengan melihat komposisi anggotanya, maka separuh dari negara yang ada di IORA, separuhnya merupakan anggota Kelompok 20 Negara (G20).

Menurut Menlu, KTT IORA merupakan salah satu forum penting untuk menjamin keamanan di sekitar lingkar Samudera Hindia, selain untuk menggerakkan potensi ekonomi, termasuk di bidang transportasi kapal laut (shipment).

"Sebagai gambaran pentingnya kawasan lingkar Samudera Hindia adalah jumlah penduduk mencapai 2,7 miliar, dilalui setengah dari kontainer dunia, sepertiga kargo dunia, dua per tiga shipment energi dunia," katanya.

Ia menyebutkan Indonesia menjadi tuan rumah KTT IORA karena ingin menunjukkan kepemimpinan (leadership) Indonesia di lingkar Samudera Hindia. 

"Ini merupakan satu rangkaian leadership yang ingin dimainkan Indonesia di berbagai kawasan. Di Asia kita sudah bermain, juga di Pasifik, maka kita ingin bermain juga di lingkar Samudera Hindia yang selama ini belum ada satu governance yang bagus, sehingga leadership Indonesia akan ditunjukkan di KTT ini," katanya.

Ia menyebutkan ada enam prioritas IORA, yaitu keamanan dan keselamatan maritim, fasilitas perdagangan dan investasi, manajemen risiko bencana, manajeman perikanan, akademi dan iptek, serta pariwisata dan pertukaran budaya.

"Sementra cross cutting issue adalah women empowerment dan masalah blue economy," katanya.

Mengenai kehadiran pemimpin negara di KTT IORA, Menlu mengatakan bahwa tingkat kehadirannya melebihi harapan dengan akan hadirnya perdana menteri (PM) dan presiden dari negara peserta.

"Per hari ini yang menyatakan akan datang untuk PM, Presiden, jumlahnya 16, misalnya Presiden Afrika Selatan, PM Australia, PM maupun Wapres India, Bangladesh, Sri Lanka," demikian Retno Marsudi.

Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan bahwa meski sudah didirikan sejak 1997, IORA baru mengadakan KTT pada 2017.

"Baru pertama kali IORA menyelenggarakan KTT. Ini terjadi karena inisiatif Indonesia karena kita ingin menjadi poros mariritim dunia," katanya.

Ia menyebutkan Pemerintah Indonesia sudah menyiapkan penyambutan, pengamanan dan akomodasi untuk para pemimpin negara yang akan hadir. 

"Kita ingin menunjukkan kepemimpinan kita bukan hanya di lautan Pasifik, tetapi juga di Samudera Hindia," kata Pratikno menambahkan.