Pertamina Klaim Belum Ada Kelangkaan Epiji Di Palu

id pertamina

Pertamina Klaim Belum Ada Kelangkaan Epiji Di Palu

PT. Pertamina (antaranews.com)

Tidak ada namanya kelangkaan, kalau disebut langka artinya elpiji tidak ada di pasaran
Palu,  (antarasulteng.com) - PT Pertamina Region VII Sulawesi Tengah mengklaim belum ada kelangkaan bahan bakar elpiji tiga kilogram di Kota Palu yang saat ini dikhawatirkan masyarakat.

"Tidak ada namanya kelangkaan, kalau disebut langka artinya elpiji tidak ada di pasaran," kata Sales Executive LPG Pertamina Region VII Sulteng, Bagus Sulistio Hadi yang dihubungi dari Palu, Rabu.

Saat ini elpiji masih tersedia di tingkatan pengecer, namun dengan harga yang lumayan tinggi dan tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp16 ribu per tabung.

"Yang jadi masalah, pengecer atau pun pengumpul tidak masuk dalam ikatan kontrak dengan pihak agen, namun sebatas pangkalan saja," ujarnya.

Kata dia, tidak tersedianya elpiji ditingkatan pangkalan, kuat dugaan salah satunya disebabkan adanya spekulan yang mencoba untuk menyimpan stok, sehingga tabung semakin langka dan harga bisa menjadi naik dari harga HET Rp16 ribu yang telah ditetapkan.

"Untuk menyiasati itu, kami melakukan operasi pasar yang hingga besok, kami mencoba untuk melihat bagaimana ketersediaan elpiji saat ini di tingkatan masyarakat, serta diharapkan dapat menstabilkan harga yang telah naik," kata bagus.

Operasi pasar yang dilakukan pertamina dibenarkan oleh Camat Palu Selatan, Ashar Yotomaruangi yang telah melaksanakannya sejak dua hari lalu.

"Kami pusatkan di kantor kecamatan, jika ada masyarakat yang membeli, silakan datang ke kantor saja," ujarnya.

Sebelumnya dalam dua pekan terakhir, epiji tiga kilogram di Kota Palu semakin langka dan harganya kian melambung sehingga meresahkan masyarakat.

"Tolong pak supaya pemerintah mengatasi kelangkaan elpiji yang telah berlangsung beberapa hari ini," pinta Edy Frijot, seorang warga di Kecamatan Palu Selatan.

Ia mengatakan khusus di pangkalan pengecer, elpiji itu sudah habis. Kecuali di kios-kios masih ada, tetapi stoknya sangat terbatas dan hargapun naik tajam hingga mencapai Rp30.000/tabung.

"Saya sudah keliling dan menemukan elpiji tiga kg di salah satu kios di Jalan Dewi Sartika, harganya seperti itu," kata dia.

Padahal, kata Edy, biasanya harga di kios rata-rata Rp18.000/tabung atau selisih Rp2.000 dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Hal senada juga diakui Ny Ketut. Ibu rumah tangga itu mengatakan sudah beberapa hari ini terpaksa kembali menggunakan minyak tanah, sebab elpiji sulit didapat.

Semua pangkalan pengecer yang ada di wilayah Jalan Kancil Palu sudah tidak memiliki stok elpiji.

Mereka mendesak Pemkot Palu segera mengatasi kelangkaan elpiji karena sangat dibutuhkan masyarakat.